Banjarbaru, 2 Januari 2009
“Kita pulangnya besok yah, Mah?”
“Iya, tapi siang ini jalan lihat-lihat unlam dulu..” jawab beliau.
Waow, tidak terasa sudah kelas 12 nih. Berarti 3 bulan lagi siap-siap ujian nasional. Kuliah di mana ya? Di Kalimantan atau Jawa? Kalau mamah sama papah nyuruhnya di Jawa. Tapi apa aku sanggup hidup jauh dari orang tua? Oops, geleng-geleng kepala. Hmmm... Rasanya hari-hari sebelumnya entah kapan mamah pernah bilang kalau Anna mau kuliah di daerah Kalimantan, berarti ya harus di universitas Lambung Mangkurat. Jadi, liburan ini aku sempatkan untuk melihat-lihat sekilas calon kampusku, ya betul sekali, pada hari ini. Ehhm, masih calon.
Drrrrttt,,, drtttt.. (kira-kira bunyi apa ini?)
Getar hape mode silent mengejutkan lamunanku sesaat. Sms dari teman sekelas, si Kiki. Isinya tentang jarkom bahwa besok adalah hari terakhir pengumpulan formulir pendaftaran SMUT (Seleksi Masuk Universitas Lambung MangkuraT). Nah lho, apa-apaan ini? Masa libur sekolah gini pengadaannya? Ahh, enggak percaya.. Kugeletakkan kembali hepe tersebut. Acuh tak acuh..
Beberapa jam kemudian..
“Ini fak Kedokteran.” Kata om-ku disertai telunjuk yang kanan focus setir dan kiri menunjukkan sebuah bangunan. Aku manggut-manggut.
“Ini mipa. Paling bagus sendiri, euy..” Aku manggut-manggut setuju,
Beberapa menit kemudian..
“Nah ini baru Teknik.” Mataku melotot. Ini bener-bener teknik? Hmmm..
“Ayo turun,” Papah menyuruh kami turun dari becak Av (ada sektar 7 penumpang rasanya).
Dengan muka batu kulangkahkan kaki demi kaki ke halaman kampus yang luasnya yah cukup luas dari halaman rumahku (yaiyalah, rumah aja gak punya), ralat, maksudnya rumah orang tuaku. Sepi. Sepi. Sepi. Pada liburan kali ya? Langkah kumulai dengan mengikuti jejak kaki om-ku yang ‘sepertinya’ tahu betul lekuk-bekuk area Teknik ini. Padahal beliau Alumnus Perikanan. Hebat. Hebat. Tepuk tangan. Prokkk prokk prokk. Heboh.
Sejam kemudian…
“Ann, nanti jangan dekati area ini yah!” Papah menunjuk papan panjat pinang, upss, alias panjat tebing. Aku terdiam. Aku paham. Hmmm..
“Hahaha, sip boss…”
***
Sampit, 4 Januari 2009
Back to school.. Aihh, padahal liburan rasanya berjalan cepat. Cepat sekali. Beneran. Ada kabar apa di sekolah gerangan? Kudekati beberapa wajah anak-anak yang familiar, dengan senyum ‘hai’ kusapa mereka. Yahh.. ada gerombolan yang mengumpul membicarakan prihal SMUT. Oh yeahh, aku ingin bertanya sekaligus.
“Cho, kamu gak jadi daftar SMUT? Katanya mau kuliah di unlam..” sesosok manusia lebih dulu menyapaku, dengan logat asli banjarnya (perfect, ini sudah aku translate ke bahasa Indonesia dengan baik dan belum benar, tetapi). Sebentar. Coba aku ulangi kalimat temanku ini. Sepertinya.. Aku salah dengar.
“CHO, KAMU GAK JADI DAFTAR SMUT? KATANYA MAU KULIAH DI UNLAM..”
Hah? Apa ini maksudnya?
Relax. Hmmm…
Pasti dia bercanda. Yahh. BERCANDA.
“Ha? Kan baru aja masuk. Emang sudah ada pendaftaran gitu pas libur?” jawabku enteng. Bener-bener innocent. Bersandiwara layaknya mananggapi canda.
“Lah kan kemarin terakhir ngumpul berkas pendaftaran, Cho. Emang gak ada yang ngasih tau kamu? Jarkom?”
Jreng jreng jreng. Dunia terasa berputar.
Putaran pertama, 180 derajat.
Putaran kedua, 180 derajat.
Baik. Aku kembali ke awal. Apa yang kudengar harus lebih kupercaya. Apa yang ada di depan adalah yang harus kuhadapi. Ini kenyataan. Ini fakta.
Beberapa jam kemudian..
Aku bersama tim suksesku mengajukan segenap hati dan diri menuju ke ruang BP. Menuntut keadilan dan menebar tangis pilu. Mengatakan dengan pahit bahwa kami mengaku salah karena tidak up to date, kami juga mengaku bahwa jaringan komunikasi kami sangat terbatas hingga terkadang misscom, atau yang lebih parah malah missuniverse. Kan malah jadi tidak nyambung.
Kembali ke laptop.
Eniwei, aksi protes kami (yang tidak sampai demo, alhamdulillah) berjalan dengan lancar. Pihak BP akan menanyakan kembali pihak Unlam apakah ada pendaftaran susulan atau bagaimana. Oh iya, waktu itu kami tidak langsung keluar dari kantor BP, melainkan menjadi anak catur yang bermainan di selasar ruang. Masih menatap pilu sampai akhirnya ada salah satu guru BP yang bertindak macho. Beliau menelepon ke rektorat Unlam menanyakan prihal masalah kami.
Kami tersenyum. Tertawa kecil.
Alhamdulillah, lega.
Fiuuuuhhh..
Walaupun belum jelas bagaimana keputusan akhir.
***
Sampit, 10 Januari 2009
Aku sedang mengisi lembar LJK pendaftaran SMUT. Hmm, tak perlu dengan sombong kukatakan bahwa kami berhasil memelas kemarin. Aku sudah mendapatkan formulir yang harus kuisi. Yahh, KAMI BERHASIL, saudara-saudara. Lah. Aku barusan mengatakannya, kapital pula. Okay, aku baru saja riya, bersombong diri. Astagfirullah..
Beberapa jam kemudian..
Baiklah. Setelah merundingkan dengan keluarga besar (terdiri dari aku, mamah, papah, dan adik) akhirnya keputusan terakhir dibuat. Aku memilih Teknik Kimia sebagai Pilihan pertama dan FKIP Kimia sebagai pilihan kedua. Ada dua keputusan untuk hasil akhir untuk kesimpulan. Pertama, pabila aku diterima di Unlam maka sudah jodohku untuk menempuh lanjutan pendidikan di sana. Kedua, di pilihan manapun itu adalah jalan yang Allah berikan padaku. Lanjutkann…!!!
***
Banjarmasin, 13 Agustus 2009
Dan di sinilah aku, di teknik kimia Universitas Lambung Mangkurat.. Sedang bersiap diri untuk malakukan registrasi ulang. Calon mahasiswa nih ceritanya, jadilah aku dipaksa untuk mencicipi rasa dalam menjalani proposal hidup dengan MANDIRI. Bukan. Bukan nama sebuah bank. Yang kutulis itu adalah nama sebuah makanan khas PERCAYA DIRI dengan bumbu penyedap PEDE.
Hah. Semakin tidak nyambung jadinya.
Beberapa jam kemudian…
Aku lapar. Sebelum bulan puasa dataaaaang, ayoo puas-puasin makan..
Massa-ku sekitar 46 kilobyte. Bahasa baiknya.
***
Banjarbaru, 25 Agustus 2009
Untuk Pertama kalinya berada di sebuah ruang bernama ‘kos’. Perlu kuberitahu kawan, bahwa di tempat ini kau akan menjumpai dan berkenalan dengan yang namanya “kesepian” serta “kehancuran”.
Tenang!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ini bisa kujelaskan.
Relax.
Kesepian?
Yah betul sekali.Sepi. Aku sangat kesepian di sini. Tanpa mamah, papah, dan adik. Apalagi hari pertama kujalani saat bulan Romadhon. Sungguh, aku dilema… Pola makan berkurang, pola mengaji tidak teratur, pola tidur meningkat, pola kemalasan menanjuak, pola tak teratur berjalan sukses. Entah ini faktor apa. Waktu atau keadaan? Atau keadaan di waktu yang tidak tepat? Mungkinkah waktu yang hadir di keadaan yang tidak tepat? Atau mirisnya, kedua-duanya.
Kehancuran? Yahh. Betul sekali. Sudah kusebutkan di paragraph sebelumnya. Silahkan memberi komentar atau kesimpulan sendiri. Allahul musta’an..
***
Sampit, 18 Januari 2011
Bingung yah, kenapa skip tahun 2010? Maaf saya belum bisa memberitahukan kejelasannya. Berhubung saya lapar, pamit dulu yah. Semoga liburan di rumah kali ini bias menambah kilobyte dari massa yang kupunya.
Allahuma Aamin…
semoga manfaat
Aku, Teknik Kimia, dan Masa depanku..
Posting by
Anna Al Choirunnisa
|
Labels:
catatan pribadi penulis
/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar