BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui beberapa pengujian biokimia yang digunakan untuk karakterisasi dan identifikasi mikroba.
1.2 Latar Belakang
Uji fisiologis biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yaitu antara lan uji koagulase, uji katalase, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji hidrogen sulfida (H2S) dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam dunia mikrobiologi (Lim, 1998).
Biokimia adalah ilmu mengenai dasar molekuler kehidupan. Tujuan utama dari biokimia adalah untuk mencari jawaban tentang bagaimana benda mati yang menyusun organisme hidup berinteraksi satu dengan yang lain untuk mempertahankan dan melangsungkan keadaan hidupnya. Biokimia telah menghasilkan konsep-konsep mendalami yang mengungkapkan sebagian dari misteri hidup serta berbagai aplikasi praktis dalam bidang kedokteran, pertanian, ilmu biji, dan industri (Hadioetomo, 1993).
Melalui percobaan uji biokimia ini, praktikan dapat mengetahui beberapa teknik pengujian secara biokimia yang akan sangat membantu dalam pengidentifikasian mikroorganisme. Hasil yang diperoleh dalam percobaan selanjutnya akan dicocokan pada literatur (buku determinan), sehingga akan diketahui jenis dan nama dari mikroorganisme yang diuji tersebut berdasarkan rekasi-reaksi kimia yang ditimbulkannya dan apakah reaksi tersebut positif atau negatif.
BAB II DASAR TEORI
Biokimia adalah ilmu yang mengenal dasar molekuler kehidupan. Di seluruh dunia biokimia dianggap sangat menggairahkan kerena berbagai alasan; pertama, mekanisme kimia banyak sentral pada kehidupan kini mulai dipahami. Kedua, pola dan prinsif-prnsip molekular yang umum mendasri penampilan. Ketiga, biokimia sangat mendasari ilmu kedokteran. Keempat, perkembangan yang cepat (Stryer, 1995).
Biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup, sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia. Bertujuan untuk memahami interaksi molekul-molekul tak hidup yang menghasilkan fenomena kompleks dan efisien yang menjadi ciri-ciri kehidupan serta menjelaskan keseragaman kimia dari kehidupan yang beragam. Hal-hal yang dipelajari dalam biokimia adalah struktur kimia dan bentuk tiga dimensi molekul biologi, interaksi antar biomolekul, sintesis, dan degradasi biomolekul dalam sel, perolehan dan pemanfaatan energi oleh sel, mekanisme pengkoorganisasian biomolekul dan pengkoordinasian aktifitasnya, serta penyimpanan, pemindahan, dan ekspresi informasi genetika (Anonim1, 2009).
Pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme mikroorganisme yang diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu dilakukan pula pengamatan pada molekul-molekul sederhana seperti asam amino dan monosakarida. Dan hasil dari berbagai uji ini digunakan untuk perincian dan identifikasi mikroorganisme. Penggunaan zat hara tergantung dari aktivitas metabolisme mikroba. Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat digunakan untuk identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas metabolisme diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks seperti zat pati, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu pengamatan juga dilakukan pada molekul yang sederhana seperti amino dan monosakarida (Maisyah, 2009).
Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri antara lain:
a. Indol
Media ini biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovaks. Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein.
b. MR-VP
1. Uji MR dengan hasil positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah ditambahkan methyl red. Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP. Terbentuknya asam campuran pada media akan menurunkan pH sampai 5,0 atau kurang, oleh karena itu bila indikator metil ditambahkan pada biakan tersebut dengan pH serendah itu maka indikator tersebut menjadi merah. Hal ini menandakan bahwa bakteri ini peragi asam campuran.
2. Uji VP dengan hasil negatif, karena tidak terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan α-napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil karbinol (asetolin) (Anonim2, 2008).
Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O 2H2O + O2
(Volk dan Wheeler, 1993).
Enzim merupakan katalisator sejati, dimana molekul ini meningkatkan dengan nyata kecepatan reaksi kimia spesifik yang tanpa enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat mengubah titik keseimbangan reaksi yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan habis dipakai atau diubah secara permanen oleh reaksi-reaksi ini. Enzim merupakan biokatalis yang berfungsi untuk membantu proses metabolisme. Enzim memiliki kemampuan untuk mengkatalisis suatu reaksi. Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hampir tiap rekasi biokimia dikatalis oleh enzim. Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis laboratorium atau industri. Enzim juga memungkinkan suatu selektivitas pereaksi-pereaksi dan suatu pengendalian laju reaksi yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Kespesifikan enzim disebabkan oleh bentuknya yang unik dan oleh gugus-gugus polar (atau nonpolar) yang terdapat dalam struktur enzim tersebut. Beberapa enzim bekerja bersama suatu kofaktor nonprotein, yang dapat berupa senyawa organik maupun anorganik (Lehninger, 1995).
Hidrolisis Gelatin terdapat Enzim-enzim yang menguraikan golongan potein disebut protenase/protease, kedua nama ini dianggap sinonim. Contoh pada hidrolisis gelatin dimana protein diperoleh dari hidrolisis kalogen, yaitu zat pada jaringan penghubung dan tendon dari hewan. Gelatin akan terurai oleh mikrobia yang mensintesis enzim proteolisis. Larutan gelatin bersifat cair pada suhu ruang atau suhu kamar dan padat apabila berada di dalam refrigerator. Dan apabila gelatin sudah dihidrolisis oleh mikroba, maka akan tetap bersifat cair (Hadioetomo, 1993).
Bakteri memiliki berbagai aktivitas biokimia (pertumbuhan dan perbanyakan) dengan menggunakan raw material (nutrisi) yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya. Transformasi biokimia dapat timbul di dalam dan di luar dari bakteri yang diatur oleh katalis biologis yang dikenal sebagai enzim. Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam menggunakan enzim yang dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino. Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini biasanya menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri (Maisyah, 2009).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah jarum ose, pipet tetes, tabung reaksi, cawan petri, petridish, incubator, botol semprot, kapas, gelas objek, micropipet, dan bunsen.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkohol, larutan hidrogen peroksida (H2O2) 3%, media MR-VP, media gelatin cair, media nutrient agar, media kanji, minyak nabati, larutan lugol, larutan CuSO4, serta biakan bakteri murni (Eschericia coli, Bacillus subtilis, dan Proteus sp).
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Uji Katalase
1. Diambil sedikit biakan dari kultur agar miring menggunakan jarum ose.
2. Disuspensikan biakan pada gelas obyek, kemudian meneteskan H2O2 3% sebanyak 1 tetes.
3. Diamati dengan segera apakah timbul gelembung-gelembung gas sampai jangka waktu 5 menit setelah pencampuran dengan H2O2.
3.3.2 Methyl Red – Voges Proskauer (MR-VP Test)
1. Diinokulasi ke dalam dua tabung reaksi yang berisi 5 ml media MR-VP masing-masing sedikit biakan yang berbeda.
2. Diinkubasi kedua tabung pada suhu 37o C selama 48 jam.
3. Untuk menguji terbentuknya asam organik, ditambahkan beberapa tetes indikator methyl red pada sisa biakan, warna merah menunjukkan tes positif.
3.3.3 Uji Hidrolisa Kanji
1. Disediakan petridish dan disterilkan dalam autoclave pada suhu 121o C selama 15 menit.
2. Dituangkan medium nutrieni agar dengan suhu ± 45o C kedalam petridish.
3. Dibiarkan media menjadi padat kemudian melakukan inokulasi bakteri.
4. Dibungkus cawan petri dengan kertas coklat dan diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 30o C selam 48 jam.
5. Untuk terhidrolisanya kanji menambahkan larutan lugol pada masing-masing biakan.
3.3.4 Uji Hidrolisa Gelatin
1. Dibersihkan tabung reaksi dan dikeringkan.
2. Diinokulasikan biakan sesuai variabel untuk tabung yang berbeda.
3. Diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 30o C selama 48 jam.
4. Dilakukan pengamatan dan uji terhidrolisanya gelatin setelah 48 jam dengan jalan mendinginkannya dengan es selama ± 10 menit. Jika gelatin dalam tabung reaksi tetap cair, maka di dalamnya terdapat biakan yang telah tumbuh dan uji ini positif.
3.3.5 Uji Hidrolisa Lemak
1. Dicairkan medium nutrien agar dan mendinginkan sampai temperatur ± 50o C.
2. Ditambahkan 0,3-0,4 cc minyak tumbuh-tumbuhan steril secara aseptic kedalam tabung. Medium nutrien agar kemudian digoyangsampai minyak bercampur homogen. Dituangkan secara aseptic campuran tersebut kedalam cawan petri dan biakan sampai menjadi padat.
3. Diinokulasikan biakan tersebut secara goresan pada petridish dengan biakan murni (sesuai variabel).
4. Diinkubasikan secara terbalik pada suhu 37o C selama 3 hari.
5. Dituangkan larutan CuSO4 jenuh ke dalam petridish kemudian mendiamkannya selama 10-15 menit.
6. Diamati terjadinya warna. Jika biakan menjadi berwarna hijau metalik, maka uji ini positif.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1 Pengamatan Uji Katalase
No. Nama Bakteri Gambar Keterangan
1 (I) 2 (I) 1 (II) 2 (II)
1. Escherichia coli
(1) (2) +
(gelembung) +
(gelembung) +
(gelembung) +
(gelembung)
2. Bacillus subtilis
(1) (2) +
(gelembung) +
(gelembung) +
(gelembung) +
(gelembung)
3. Proteus sp.
(1) (2) +
(gelembung) +
(gelembung) +
(gelembung) +
(gelembung)
Tabel 4.1.2 Pengamatan Uji Methyl Red – Voges Proskuer (MR-VP Test)
No. Nama Bakteri Gambar Keterangan
1 2
1. Escherichia coli (1) (2) -
(warna coklat kehitaman) -
(warna coklat kehitaman)
2. Bacillus subtilis
(1) (2) -
(warna coklat kehitaman) -
(warna coklat kehitaman)
Tabel 4.1.3 Pengamatan Uji Hidrolisa Kanji
No. Nama Bakteri Gambar Keterangan
1 2
1. Escherichia coli
(1) (2) +
(warna biru kehitaman) +
(warna biru kehitaman)
2. Bacillus subtilis
(1) (2) +
(warna kebiruan) +
(warna kebiruan)
Tabel 4.1.4 Pengamatan Uji Hidrolisa Kasein
No. Nama Bakteri Gambar Keterangan
1 2
1. Escherichia coli
(1) (2) +
(jernih) +
(jernih)
2. Bacillus subtilis
(1) (2) +
(jernih) +
(jernih)
Tabel 4.1.5 Pengamatan Uji Hidrolisa Gelatin
No. Nama Bakteri Gambar Keterangan
1 2
1. Escherichia coli (1) (2) -
(beku) -
(beku)
2. Bacillus subtilis
(1) (2) +
(tidak beku) +
(tidak beku)
Tabel 4.1.6 Pengamatan Uji Hidrolisa Lemak
No. Nama Bakteri Gambar Keterangan
1 2
1. Escherichia coli
(1) (2) +
(warna hijau mengkilap) +
(warna hijau mengkilap)
2. Bacillus subtilis
(1) (2) +
(warna hijau mengkilap) +
(warna hijau mengkilap)
4.2 Pembahasan
Aplikasi dari uji biokimia ini biasanya dilakukan uji-uji biokimia yaitu suatu uji senyawa dalam makhluk hidup. Kebanyakan dari senyawa itu adalah senyawa karbon yang terikat secara kovalen dengan beberapa unsur H, O, N, F, S, dan beberapa unsur logam, misalnya karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat. Uji biokimia digunakan untuk karakterisasi dan identifikasi mikroba. Fungsinya adalah mengidentifikasi bakteri dengan karakter tertentu, yang mana dengan karakter tersebut ia dapat dibedakan dengan jelas dari bakteri-bakteri yang lain.
Percobaan ini terbagi menjadi dua uji, yaitu uji biokimia itu sendiri dan uji hidrolisa. Uji biokimia merupakan salah satu uji yang dapat digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri, yaitu dengan melihat reaksi di dalam sel-sel hidup bakteri ketika ditambahkan zat kimia. Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini adalah Eschericia coli dan Bacillus subtilis, serta pada uji katalase juga ditambahkan satu sampel bakteri Proteus sp. Uji biokimia yang dilakukan adalah uji katalase dan uji Methyl-Red-Voges-Proskaeur (MR-VP Test). Uji hidrolisa yang dilakukan adalah uji hidrolisa kanji, uji hidrolisa gelatin, dan uji hidrolisa lemak. Hasil dari uji-uji di atas akan membantu dalam penggolongan jenis bakteri, yaitu dengan mencocokkan hasil pengamatan dengan buku determinan sehingga akan diketahui nama dari bakteri tersebut.
Uji katalase dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim katalase pada bakteri. Pengujian ini menggunakan H2O2 3 % karena H2O2 merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri, dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri sehingga komponen ini harus dipecah agar tidak bersifat toksik lagi. Pada saat melakukan respirasi, salah satu komponen yang dihasilkan bakteri adalah H2O2. Bakteri yang memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzim katalase segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkannya sendiri.
Hasil uji katalase pada percobaan ini adalah timbulnya gelembung-gelembung gas beberapa saat setelah H2O2 3 % diteteskan pada masing-maing bakteri E. coli, B. subtilis, dan Proteus sp. Timbulnya gelembung menandakan bahwa ketiga bekteri tersebut positif pada uji katalase karena menghasilkan gelembung gas O2. Hal ini menunjukkan bahwa E. coli, B. subtilis, dan Proteus sp memiliki enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut:
katalase
2H2O2 2 H2O + O2
Methyl Red – Voges Proskauer (MR-VP test) adalah uji biokimia untuk menguji terbentuknya asam organik pada biakan bakteri selama peragian glukosa. Uji ini dilakukan pada media khusus yang disebut media MR-VP. Parameter yang menunjukkan uji ini positif adalah perubahan warna menjadi merah pada biakan E. Coli dan B. subtilis setelah ditambahkan indikator methyl red, sedangkan warna kuning pada biakan menunjukkan tes negatif. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah negatif, yaitu warna biakan berubah menjadi coklat. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa belum terjadinya fermentasi glukosa yang menghasilkan asam organik karena warnanya bukan merah. Sedangkan kontrol untuk uji ini berwarna kuning hal ini dikarenakan kontrol tidak ditumbuhi biakan bakteri.
Uji hidrolisa kanji dilakukan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme dalam penguraian kanji (zat tepung). Terurainya kanji oleh mikroorganisme ditandai dengan perubahan warna media di sekitar koloni setelah ditetesi lugol, yaitu menjadi berwarna hitam. Pada percobaan ini hasil yang ditunjukkan adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri E. Coli dan B. subtilis memiliki kemampuan dalam menghidrolisis kanji menjadi amilum oleh enzim amilase yang dimilikinya.
Uji hidrolisa gelatin merupakan suatu uji untuk mengetahui ada tidaknya kemampuan suatu mikroorganisme dalam menghidrolisis gelatin. Uji ini menentukan kemampuan suatu mikroorganisme untuk dapat membentuk enzim semacam proteolitik (gelatinase) yang dapat mencairkan gelatin yang akan terurai oleh bakteri yang mensintesis enzim proteolisis. Parameter yang menunjukkan hasil positif pada percobaan ini adalah gelatin tetap dalam keadaan cair walaupun telah didinginkan. Artinya reaksinya bersifat irreversibel (tidak dapat balik), di mana media gelatin akan tetap cair meskipun telah didinginkan dengan es. Dengan kata lain,mikroorganisme dapat membentuk enzim semacam proteolitik (gelatinase) yang dapat mencairkan gelatin.
Gelatin adalah protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen, yaitu zat pada jaringan penghubung dan tendon pada hewan. Pada suhu rendah, media gelatin akan memadat sedangkan pada suhu kamar gelatin berwujud cair. Melalui hal tersebut, akan diketahui bagaimana uji hidrolisa ini terjadi. Media gelatin terhidrolisis jika wujudnya menjadi cair, bukan padatan. Dalam uji hidrolisa ini, hasil yang diperoleh adalah negatif pada E. coli dan positif terhadap B. subtilis, yang ditunjukkan dengan terbentuknya padatan pada media gelatin atau dengan kata lain bakteri yang digunakan tidak dapat mensintesis enzim proteolisis untuk menguraikan gelatin, sehingga media gelatin memadat. Media gelatin menjadi padat karena ikatan hidrogen yang terdapat didalamnya tidak dapat dihidriolisa (tidak terurai) oleh bakteri, sehingga reaksinya bersifat reversibel dapat balik. Reaksi dikatakan dapat balik jika media gelatin tersebut akan memadat pada suhu rendah dan akan kembali cair pada suhu normal.
Uji kasein bertujuan untuk mendeteksi adanya pembentukan asam bakteri yang disebabkan oleh aktivitas bakteri yang bersifat mesofilik. Bakteri ini akan memecah laktosa menjadi asam laktat. Aktivtas enzim protiolitik akan memecah protein dan merusak stabilitas kasein. Pada percobaan dan hasil pengamatan menunjukan bahwa Bacillus subtilis dan Eschericia coli positif terhidrolisanya kasein karena disekitar koloni bakteri menjadi jernih. Untuk terhidrolisanya kasein dengan mengamati perubahan media disekitar koloni bakteri menjadi jernih (uji positif) atau tetap buram (uji negatif).
Uji hidrolisa lemak bertujuan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme dalam menghidrolisis lemak atau memecah ikatan lipida. Media yang digunakan adalah media nutrien agar (NA). Agar ada lemak yang dapat dihidrolisa bakteri, pada media NA diberi sedikit minyak dari ekstra tumbuhan. Percobaan ini menunjukkan hasil positif, yaitu terbentuknya warna hijau mengkilat pada media di sekitar koloni setelah ditetesi larutan CuSO4. Hal ini menunjukkan bahwa E. coli dan B. subtilis memiliki enzim lipase yang mampu menghidrolisa lemak, sehingga menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol, namun enzim tersebut aktif oleh panas. Reaksi yang terjadi pada hidrolisa lemak adalah sebagai berikut:
Lemak + H2O gliserol + asam lemak
Apabila mikroorganisme yang diuji belum diketahui jenisnya, melalui uji-uji di atas, akan dapat diketahui jenis dari mikroorganisme tersebut. Cara menentukannya adalah dengan mencocokan hasil dari tiap uji biokimia dengan hasil pada literatur. Pada hasil yang didapat diketahui bahwa hasil pada hampir semua uji sesuai dengan literatur sehingga pada percobaan yang telah dilakukan merupakan percobaan yang sudah cukup baik.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1. Uji biokimia dapat dilakukan untuk mengetahui karakterisasi dan identifikasi bakteri.
2. Bakteri Eschericia coli, Bacillus subtilis, dan Proteus sp positif pada uji katalase yang ditandai dengan terbentuknya gelembung gas.
3. Bakteri Eschericia coli dan Bacillus subtilis negatif pada uji MR-VP yang ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat.
4. Bakteri Eschericia coli dan Bacillus subtilis positif pada uji hidrolisa kanji yang ditandai dengan perubahan warna menjadi hitam.
5. Bakteri Eschericia coli negatif dan Bacillus subtilis positif pada uji hidrolisa gelatin.
6. Bakteri Eschericia coli negatif dan Bacillus subtilis positif pada uji hidrolisa kasein.
7. Bakteri Eschericia coli dan Bacillus subtilis positif pada uji hidrolisa lemak yang ditandai dengan perubahan warna menjadi hijau mengkilat.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah sebaiknya para praktikan benar-benar menguasai prosedur kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2009. Pengantar Biokimia.
http://74.125.153.132/search?q=cache:nBARaj5nxV0J:faperta.ugm.ac.id/newbie/mikro/irfan_dp/PengantarBiokim.ppt+biokimia&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
Diakses tanggal 29 November 2010
Anonim2. 2008. Laporan Koasistensi Mikrobiologi
http://hafizluengdaneun.multiply.com/journal/item/1/Laporan
Koasistensi_Mikrobiologi
Diakses tanggal 29 November 2010
Dwidjoseputro. 1980. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Surabaya
Hadioetomo, R.S. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi. Gramedia. Jakarta
Lehninger, A.L. 1985. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga. Jakarta
Lim, D. 1998. Microbiology. WCB Mcgraw-Hill. Missouri.
Maisyah. 2009. Aktivitas Biokimia Mikroba.
http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/05/10/aktivitas-biokimia-mikroorganisme/
Diakses tanggal 28 November 2010
Pelczar, Michael J. dan E.C.S Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta
Stryer, L. 2000. Biokimia Vol 2 Edisi 4. EGC. Jakarta.
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Erlangga. Jakarta
semoga manfaat
PERCOBAAN 6 UJI BIOKIMIA
/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 comments:
bLognya udah bagus
,makasiech
,akhirnya tugas saya sLesai
bLognya udah bagus
,makasiech
,akhirnya tugas saya sLesai
,utha begaL nag' nabire
sama-sama.. semoga manfaat ya..
terimakasih, ini sangat membantu saya dalam mengerjakan laporan mikrobiologi :)
Posting Komentar