RSS

Calon cita-cita di masa lampau

Apa cita-cita kalian?

Apa sih itu cita-cita? Mungkin kita bingung ketika ada orang yang menanyakan kita, misalnya saja seperti ini,
“Apa cita-citamu? Mau jadi apa nanti?”

Secara sekilas, rata-rata orang dengan dengan jutaan isi hati entah mungkin opini ataupun apa akan menjawab dengan kalimat tersirat.
Misalnya begini “Nanti aku mau jadi orang yang sukses dan terkenal.”
Maksudnya seperti apa ini ya? Sukses dalam apa? Terkenal bagaimana?

Atau ada yang dengan bijaksana menjawab, “Ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.”
Dan timbul pertanyaan baru. Apa itu nusa? Dan siapa bangsa? Hayooo… Siapa yang bisa jawab.
Jujur, untuk jawaban di atas itu pernah kujawab dalam waktu silam. Beberapa puluh juta tahun yang lalu (ngeri banget nih, berapa lama sudah hidup di dunia?). Becanda deng, maksudnya beberapa tahun silam. Tepatnya sewaktu aku masih belum berumur, masih belum kenal dunia luar, masih belum berdosa, masih pakai seragam merah putih, dan yang paling penting dan paling tidak bolah lupa disebutkan adalah sewaktu masih imut-imutnya :D

Halahh. Narsisnya Kumat.. So, sampai mana tadi ini? Oh iya, sewaktu masih imut-imutnya itu (diperjelas lagi), aku belum tau apa itu cita-cita.. Sampai-sampai, saking pengen tahunya, aku yang masih imut-imut ini (tambaah jelas) bertanya polos dengan ibunda tersayang.

Begini, “Mah.. Cita-cita Anna apa ya?” sambil manatap polos ke wajah ibunda tersayang.
Setting tempat di home sweet home, waktu lampau, suasana menegangkan. Tiba-tiba suami Ibu, yang tak lain adalah ayahku, datang dengan tergesa menghampiri. Ikut nimbrung dengan ibunda, dan mereka tertawa serempak :D :D

Aku, sekali lagi masih dalam keadaan imut-imutnya, tambah bingung. Ada apa gerangan??

(Tiba-tiba datang seuntai suara berbisik di samping kiri “Plis deh yaa Ann, tulisannya gak usah pake embel-embelan imut kenapa, gak enak bacanya tau!!” Gleksss. Aku jadi bingung untuk meneruskan tulisan atau tidak).

Okaaaaaaaaay.
Wahai suara misterius, Maaf atas kekhilafan di atas, semoga tidak terulangi kembali. Aamin..
Tuh kan, aku jadi bingung mau nulis apa.. Hmmm...

Baiklah, di sini akan kutulis beberapa bidang yang hadir dalam keinginanku dan pernah begitu antusiasnya aku untuk menjadikannya sebagai, ehhmm… 'cita-cita'
Secara random, simak di bawah ini:

1. Dokter
Sengaja kuletakkan di nomer 1, biar ada sensasi 'wah' dari para pembaca yang budiman. Dokter.. Ohh no. Is she Smart? (she=me)
Tuh kan tuh kan, kalo dokter aja baru deh ada yang mau mengklaim 'smart'. Dan sebetulnya, aku memang smart.
"Ihhhh sombong" serempak ada yang berteriak-teriak.
Tenang, sabar dulu ah, jangan dipotong. Jadi gini, semua orang itu 'smart' dengan caranya masing-masing. Semua orang 'smart’ tanpa kecuali, yang membedakan adalah, ada beberapa orang memang dianugrahi 'clever' (aku smart, bukan yang clever ini yah kayaknya).
Apa itu smart apa itu clever? Jangan tanyakan saya, tanyakan langsung pada pengajar ENGLISH kalian. Ahahahaha.. ketawangakak
Jadi, kenapa saya pilih dokter? Karena ingin menolong orang. Aku pernah mengalami kecelakaan tragis yang sudah kuceritakan dalam postingan sebelumnya, klik berikut ini:

Musibah Adalah Anugrah


2. Penyelam
Haa? Penyelam? Emang bisa renang?
“Enggak bisa.”
“Lho, pernah menyelam enggak?
“Enggak pernah.”
Lha teruss???
Hehehe, aneh ya. Hmmm.. jadi ada rahasianya ini. Sebetulnya aku pernah suka dengan seseekor (karena hewan, jadi bukan orang), memang dia terlihat menyeramkan bagi beberapa orang dan mungkin termasuk kalian. Tapi bagiku, its smart!! Eh bukan dink, maksudnya its beautiful. Yeah, it’s the shark, absolutly the great white shark. Ahh kayaknya ga ada yang kaget. Kuulangi dehhhhh…

IT IS THE SHARK. THE GREAT WHITE SHARK


Astagfirullohh.. yang bener? Gile luuuu!
Iya bener. Pengen ketemu aja. Berbicara 4 mata, menyelam bersama, de el el..
I am corious. Karena sebenarnya, dia tak semenyeramkan yang kalian pikirkan. Dan kalaupun kalian pernah mendengar hal yang buruk tenteng dia, tolong jangan menilai dari sisi buruknya, tapi liat juga dari sisi yang baik, yang tersirat. Contoh:

… ditemukan 2 orang tewas akibat serangan hiu, sampai sekarang belum ditemukan sisa jasad mereka..



Awwwwwww. Jangankan kalian, aku yang nulis aja serem bacanya.
Hanya saja, jangan dipikir bahwa hiu ini sangat jahat. Ia hanya lapar, dan ia perlu makan untuk melangsungkan hidupnya, seperti rantai makanan, makan dan dimakan. Bahasa baiknya, Dia hanya innocent, dan sekali lagi kukatakan. Ia hanya HEWAN. Tanpa pikiran ataupun rasa. Hanya nafsu.

Yap, salah satu contohnya yaitu tadi, nafsu yang sulit dipendam untuk makan, ia tak tahu apakah manusia itu makanan yang baik untuk pencernaannya atau tidak, ia hanya tak dapat mengendalikan hawa nafsu saja. Ironis kan.

3. Penulis
Aku suka menyampaikan sesuatu dengan menulis. Apapun akan kutulis…
Tiba-tiba dari samping kanan ada suara yang menyapa.. “Ha nulis? Masa? Tapi kok tulisanmu itu jelek?”
Oke, oke.. tulisanku memang kuakui jelek. Tapi jangan salah, sejelek-jeleknya tulisanku, aku masih bisa membaca tulisanku sendiri (membela diri).
Suara dari arah kiri tiba-tiba membentak, “Boleh juga kalimat pembelaannya, tapi kalau memang suka menulis, kenapa paling jarang nyatet pas kuliah? Tulisanmu paling cuma tugas. Hayo ngakuuu.”
Memang, memang seperti itu. Tapi tolong yaaa, aku belum selesai ngetik tahu. Jangan dipotong lah! Kuulangi..
Aku suka menyampaikan sesuatu dengan menulis. Apapun akan kutulis… Kecuali yang bukan berasal dari diriku, aku cenderung malas menulis.. Apalagi untuk beberapa hal yang tak kupahami. Makanya untuk catatan saat kuliah aku cenderung tak mencatat. Sedikit info, aku tipe orang yang suka memahami apa yang kulihat lebih dulu, baru kemudian aku menyimpannya dalam memori. Tapi kalau laporan praktikum, aku suka menulisnya. Itu hasil eksperiment, so pasti rajin and semengat. Walau dengan kenyataan tulisanku tidaklah bagus, karna ini adalah taktik, sssstttt biar asistennya rada sulit menafsirkan isinya. Hehehe, just kidding kaka, we respect in you all :D

4. Koki
Waaahhh.. So sweet.. Emang bisa masak?
“Bisa.”
Waow… “Masak apa?”
“Apapun yang kau mau, tinggal sediakan alat dan bahan, dan aku akan segera memasak”
Ih… jago banget yaaaa…
Ehm, tapi ya dalam hati aku menambahkan, “Dan aku akan menelepon Mamah untuk bertanya resep.” hehehe
Baiklah, untuk cita-cita yang mulia ini, akan kuterapkan di masa depan. Btw, ini dalam tahap masa belajar memasak yang dicicil.
Insyaalloh, aku akan menjadi koki terhebat untuk suami dan anak-anak kami kelak mengkhayal dulu ahh. Hahaha

Demikian CV cita-cita saya. Sebetulnya masih banyak, tapi berhubung ada kerjaan, nanti kusambung lagi ya..

Kata-kata mutiara : “Seperti Embun yang menetes perlahan, bukan seperti hujan yang tetesannya tidak kasat mata. Itulah gambaran sebuah ILMU, tak akan terasa apabila ia hujan yang deras, namun sangat terasa saat ia adalah embun yang berkumpul menjadi satu.”


semoga manfaat ^^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 comments:

dicky eka mengatakan...

cerita yang bagus...
klo bleh usul, cocok jd nopelis kak... :)

Anna Al Choirunnisa mengatakan...

makasih dek..
sebenarnya ada beberapa cerpen dan satu novelet yang udah kakak tulis.. tapi belum ada keberanian buat dikirim ke penerbit. Takut ditolak, hehehe

Jadilah SaMoNa (Sahabat Mom Anna)