RSS

PERCOBAAN 1 BEKERJA DI RUANG PRAKTIK MIKROBIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan pada percobaan ini adalah untuk memperkenalkan mahasiswa prinsip-prinsip berpraktikum, alat atau bahan, serta cara penggunaan dan pemeliharaan yang baik.

1.2 Latar Belakang
Berkenaan dengan pentingnya pengamatan dalam penelitian menyebabkan perlunya wadah khusus berupa laboratorium. Dalam penelitian atau praktikum akan diperoleh hasil kualitatif dan hasil kuantitatif dengan berbagai macam cara pengukuran yang menggunakan bermacam-macam peralatan penunjang penelitian/praktikum, sehingga diperlukan pengetahuan khusus tentang fungsi dan berbagai cara penggunaan alat-alat tersebut (Brady, 1999).
Praktikum di laboratorium merupakan sarana yang efektif untuk melatih dan mengembangkan aspek kognitif dan psikomotorik praktikan serta jiwa kerjasama antar praktikan satu dan lainnya. Pengamatan dan percobaan menghasilkan data kualitatif yang didapat melelui pengukuran. Dalam mengukur harus memerhatikan keabsahan yang menyangkut alat ukur, dan juga kuantitas pengukuran yang menyangkut dari segi kecermatan dan ketelitian
(Tim Dosen Teknik Kimia, 2009).
Yang melatarbelakangi percobaan ini adalah bahwa apabila bekerja di laboratorium sebaiknya lebih dulu kita untuk mengenal beberapa alat-alat laboratorium. Salah satunya yang telah dikerjakan ini yaitu dalam skala laboratorium mikrobiologi, yakni mengamati beberapa mikroba yang berskala mikro dan tak kasat mata. Jadi agar diupayakan antara alat dan bahan harus pada keadaan steril, serta kita dapat mengetahui tata cara melakukan kerja praktikum dengan prosedur yang ada sebagai permulaan.

BAB II DASAR TEORI

Salah satu hal yang menunjang dalam pembelajaran mikrobiologi adalah laboratorium. Laboratorium digunakan untuk melakukan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan jasad renik. Bekerja di ruang laboratorium mikrobiologi sebelumnya harus mengetahui prinsip-prinsip penggunaan dan pemeliharaan alat serta fungsi. Dengan demikian dalam pelaksanaannya dapat terhindar dari kerusakan alat, kesalahan-kesalahan dalam prosedur kerja, dan diperoleh hasil yang baik, tidak terkontaminasi oleh bahan lain (Frobisher, 1974).
Ada teknik-teknik dasar tertentu yang harus dipelajari oleh para peneliti mirobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Teknik ini digunakan untuk memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni (hanya mengandung satu bakteri), mengamatinya, dan mengidentifikasi mikroorganisme. Dalam praktiknya, kajian mikrobiologi dapat dihadapkan dengan yang namanya mikroorganisme, jasad renik, dan mikroba hingga pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop (Volk, 1993).
Dalam praktikum, analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian. Mahasiswa dengan meja praktikum yang tertib, kecil kemungkinan mencampuradukkan sampel, salah menambah reagensia, menumpahkan larutan, dan memecahkan alat kaca. Kerapian dalam laboratorium tentu saja harus melebar mulai dari meja praktikumnya sendiri ke beberapa rak dimana tersedia bahan-bahan untuk seluruh kelas. Banyak waktu terbuang untuk mencari sebuah benda kecil dalam kumpulan alat kaca yang berantakan atau untuk mencuci suatu botol reagensia tertentu yang salah ditaruh pada rak samping. Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam, bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera dikeringkan dari peralatan, bangku, ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan disterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air. Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih, belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran, sering masih tercemari oleh lapisan tipis tak tampak yang berminyak (Day, 1999).
Prinsip-prinsip pemeliharaan mikroskop dan penggunaannya harus diketahui oleh praktikan karena beberapa bagian mikroskop rentan terhadap partikel asing, mengalami disfungsi, harganya relatif mahal dan mudah pecah, sehingga mikroskop harus disimpan dalam kotak khusus, bila dipindahkan caranya harus dengan kuat dan hati-hati dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri menopang pada bagian bawah statif (Dwidjoseputro, 1994).
Peralatan yang digunakan di laboratorium mikrobiologi selain mikroskop adalah tabung reaksi, beaker glass, labu ukur, gelas ukur, cawan petri, pipet volumetrik, buret, jarum inokulasi atau jarum ose, oven (hot air sterilizer), autoclave, lampu spritus dan pembakar gas “bunsen”, alat timbangan (neraca analitik), pH meter, inkubator, freezer, hemocytometer, spectonic 20 D, colony counter, hot plate, vortex mixer, dan lain sebagainya. Peralatan yang tersebut di atas merupakan sebagian kecil dari peralatan yang terdapat di laboratorium mikrobiologi yang fungsi dan cara penggunaannya harus diketahui oleh praktikan (Sutedjo, 1991).
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat-alat praktikum:
1. Mengeringkan alat-alat
Gelas setelah dicuci diletakkan terbalik. Hanya bagian luar yang dilap. Bagian dalam dan bagian lain yang berhubungan dengan pereaksi-pereaksi tidak boleh dilap. Bila bagian dalam perlu lekas kering, alat dipanaskan sedikit.
2. Tutup botol
Pada tutup yang bagian atasnya datar, letakkan terbalik. Bila tutup botol berbentuk paruh, tutup jangan dicabut, membuka dan menutup botol ini dengan cara mengatur saluran pada botol dan tutup.
3. Menuangkan cairan dari botol beretiket
Etiket harus dipegang menghadap telapak tangan dan cairan dialirkan dari sisi yang berjauhan dengan etiket, supaya cairan yang mengalir pada dinding luar botol tidak merusak etiket, jadi isi botol dapat selalu diketahui dengan mudah.
.4. Mencium isi botol
Jangan mencium secara langsung, tapi dengan mendekatkan hidung ke mulut botol lalu melambaikan tangan di atas mulut botol menuju hidung.
5. Menimbang
Yang harus diperhatikan dalam menimbang adalah:
1. Penimbangan harus dilakukan dalam ruangan tertutup.
2. Meletakkan dan mengambil anak timbangan dengan pinset.
3. Dilarang menimbang barang panas sebelum didinginkan.
4. Jaga selalu kebersihan timbangan.
Alat-alat gelas volumetrik harus bersih dan bebas dari lemak. Alat-alat volumetrik tersebut terlebih dahulu dibersihkan dengan detergen. Apabila masih sulit dihilangkan, maka dapat digunakan larutan bikromat (K2Cr2O7 atau H2Cr2O7) dan kemudian alat-alat tersebut disimpan dengan posisi terbalik
(Tim Dosen Teknik Kimia, 2009).
Bahan atau peralatan yang digunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang mengganggu atau yang merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia, maupun mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut dengan sterilisasi (Waluyo, 2005).

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat
Alat-alat yang diamati dalam praktikum ini antara lain adalah Waterbath, Oven, Shaker, Mikroskop Listrik, Colony Counter, Inkubator, Autoklaf, Jarum ose, Sentrifuge, Bunsen, Pengaduk, Hot Plate Stirrer, Laminary Air Flow Cabinet (LAF), Vortex mixer, Lemari bahan dan lemari alat, Stirrer magnetic, Tabung reaksi, Cawan petri, Gelas ukur, Pipet Mikro dan Tip pipet, Refrigerator Incubator, Freezer, dan Spektronik 20 D+.

3.2 Bahan
Bahan-bahan yang diamati pada praktikum ini adalah akuades dan kapas.

3.3 Prosedur Kerja
1. Diamati berbagai alat-alat yang terdapat dalam laboratorium Mikrobiologi.
2. Didokumentasikan alat-alat tersebut.
3. Dipahami berbagai fungsi masing-masing alat serta cara perawatannya.
4. Diketahui kelebihan dan kekurangan dari alat-alat tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Peralatan Laboratorium Mikrobiologi
No Nama Alat Gambar Fungsi dan Keterangan
1. Waterbath


Untuk mengkonstankan suhu cairan disekitarnya dan memanaskan cairan.
2. Oven



Merupakan alat sterilisasi udara kering dan juga untuk sterilisasi alat.
3. Shaker



Untuk menghomogenkan lartan atau cairan dalam jumlah skala besar.
4. Mikroskop Listrik


Untuk melihat objek yang sangat kecil (berukuran mikroskopik) seperti mikroba yang akan diteliti.
5. Colony Counter
Untuk menghitung jumlah biakan mikroba yang ada di dalam cawan petri per satuan koloni.

6. Inkubator



Untuk menginkubasi dan tempat menumbuhkan mikoba.
7. Autoklaf
Untuk sterilisasi alat-alat dengan menggunakan prinsip uap bertekanan tinggi dengan tekanan 1-2 Atm, suhu 121 0C (sterilisasi udara basah).
8. Jarum ose Untuk menginokulasikan biakan mikroba dalam tahap mengisolasi mikroba.
9. Sentrifuge
Untuk memisahkan bagian senyawa-senyawa molekul, partikel sederhana yang sederhana yang bercampur dalam suatu larutan koloid.
10. Bunsen
Untuk sterilisasi alat dengan menggunakan proses pembakaran (insinerasi). Biasanya alat yang di sterilisasi spiritus adalah jarum ose.
11. Pengaduk


Untuk mengaduk dan mencampur suatu bahan secara manual.
12. Hot Plate Stirrer


Untuk memanaskan atau menghomogenkan suatu cairan (media).
13. Laminary Air Flow Cabinet (LAF)
Untuk mengisolasi mikroba atau tempat untuk ruangan steril.
14. Vortex mixer


Untuk menghomogenkan suatu campuran zat dalam jumlah skala kecil.
15. Lemari bahan dan lemari alat


Untuk menyimpan semua bahan dan peralatan laboratorium.
16. Stirer magnetic

Berfungsi mengaduk cairan agar homogen
17. Tabung reaksi
Berfungsi mereaksikan zat dan sebagai wadah pembiakan mikroba dengan media cair.
18. Cawan petri
Tempat untuk untuk menanam/. menumbuhbiakkan mikroba.

19. Gelas ukur
Sebagai alat mengukur volume mengukur volume jumlah cairan dengan volume tertentu.
20. Pipet Mikro dan Tip pipet


Untuk mengambil larutan dalam skala volume tertentu.
21. Refrigerator Incubator

Untuk menyimpan isolat mikroba dan lain-lain pada suhu tertentu.
22. Freezer



Untuk menyimpan biakan mikroba dengan suhu mencapai titik beku air.
23. Spektronik 20 D+
Alat yang digunakan dalam perhitungan mikrobia berdasarkan kekeruhan atau turbidimetri.

1.2 Pembahasan
Untuk menjalankan fungsinya. laboratorium harus di lengkapi dengan peralatan yang cukup memadai dan selalu dalam keadaan siap pakai. Alat-alat gelas merupakan salah satu peralatan yang harus dimiliki oleh suatu laboratorium, contohnya laboratorium Mikrobiologi. Sifat gelas yang tidak dapat bereaksi dengan zat-zat kimia menyebabkan alat gelas sangat diperlukan dalam suatu laboratorium dan juga karena pada beberapa praktik dan percobaan di Laboratorium Mikrobiologi memerlukan bahan-bahan atau larutan yang tahan panas tinggi, juga peralatan gelas bersifat cepat panas dan mudah dibersihkan dari kotoran bekas larutan.
Adapun alat-alat gelas yang umum terdapat dalam suatu laboratorium antara lain seperti wadah-wadah gelas, alat gelas untuk mereaksikan zat ialah tabung reaksi, kemudian untuk mengukur volume meliputi gelas ukur dan pipet mikro, dan alat gelas lainnya seperti pengaduk gelas, gelas arloji, dll. Perlu adanya pemeliharaan secara khusus terhadap alat-alat gelas sangat diperlukan, yaitu dengan cara membaca petunjuk penggunakan jika disediakan, membaca petunjuk praktikum dengan cermat, jangan menggunakan alat gelas yang belum diketahui fungsinya, berhati-hati dalam bekerja, membersihkan kembali alat-alat gelas dan menyimpan kembali alat-alat gelas pada tempatnya setelah digunakan.
Tabung reaksi, terbuat dari gelas dan dapat dipanaskan, terutama digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit, jika dilakukan pengocokan kesamping tabung tidak boleh diisi lebih dari setengahnya. Jika dilakukan pemanasan, harus dilakukan dengan hati-hati, tabung dipegang miring. Gelas ukur, digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Gelas ini bersekala dan terdiri atas bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut panas. Dan pipet mikro, untuk mengambil larutan/cairan dalam skala volume tertentu, yakni dengan cara mengeluarkan/meneteskan larutan dengan tepat dalam skala mikro.
Alat-alat gelas dapat dibersihkan dengan menggunakan sabun dan air keran. Gunakan sikat yang sesuai dalam hal ukuran dan kehalusan. Bilas peralatan gelas mula-mula dengan air keran, kemudian satu atau dua kali dengan akuades. Kadang-kadang beberapa alat ukur volume perlu direndam beberapa lama dalam air sabun dan K2Cr2O7 dan H2SO4 bila kotoran sulit dihilangkan. Dibalikkan peralatan yang telah bersih diatas serbet/kain. Jangan mengeringkan peralatan gelas yang ditera dengan teliti di dalam oven atau diatas api langsung tanpa ada perantara. Bilaslah peralatan gelas dengan pelarut atau larutan yang akan digunakan.
Alat gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan bahan-bahan kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas banyak digunakan di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan.
Adapun alat-alat selain alat gelas yang telah disebutkan di atas digunakan di dalam suatu laboratorium mikrobiologi, yaitu Waterbath, merupakan peralatan yang berfungsi untuk menstabilkan suhu cairan disekitarnya. Dengan alat ini suhu dapat dijaga agar tetap (konstan). Kelemahan alat ini yaitu tidak dapat dimuat dengan alat-alat dalam jumlah besar atau ukuran yang besar dan alat ini merupakan alat elektronik yang bergantung pada suplai listrik. Oven, berfungsi untuk sterilisasi alat-alat yang akan digunakan (terutama alat-alat gelas) dengan cara memanaskan peralatan tersebut pada suhu diatas 80°C karena mikroorganisme pada umumnya mati pada suhu sekitar itu. Penggunaan oven dalam sterilrilisasi alat biasanya disebut sterilisasi udara kering. Kelebihan oven yaitu lebih praktis dalam hal sterilisasi alat karena cukup dengan memasukkan alat-alat saja dan mengatur suhunya saja. Sedangkan kelemahannya yaitu membutuhkan waktu sterilsasi yang lebih lama dan tidak dapat digunakan untuk sterilisasi peralatan plastik.
Shaker, alat ini mempunyai fungsi untuk menghomogenkan campuran bahan yang digunakan untuk membuat media. Kelebihan shaker yaitu dapat menghomogenkan campuran secara otomatis, alat yang digunakan bersama shaker biasanya erlenmeyer, shaker tidak dapat mengocok media pada wadah yang terlalu kecil seperti tabung reaksi. Mikroskop Cahaya Listrik, berfungsi untuk mengamati objek berupa mikroba yang akan diteliti. Kelebihannya yaitu mikroskop ini tidak bergantung pada pencahayaan dari lingkungan seperti mikroskop cahaya biasa pada umumnya karena kebutuhan cahaya dipenuhi oleh lampu listrik dibawah kaca objek. Kekurangannya yaitu perbesarannya hanya terbatas pada 1000x perbesaran saja.
Colony Counter, yaitu alat yang memiliki lensa pambesar berfungsi untuk menghitung populasi mikroba pada cawan petri. Alat ini juga dilengkapi dengan kounter manual yang digunakan sebagai penentu banyaknya bakteri yang sudah dihitung. Kelebihan lainnya yaitu penghitungan bakteri secara langsung sambil mengamati morfologi bakteri/mikroba yang telah tumbuh. Kekurangannya yaitu penghitungan dilakukan dalam waktu yang relatif lama karena perhitungan dilakukan secara manual. Inkubator, yaitu alat yang memiliki kinerja mirip dengan oven ini berfungsi untuk menginkubasi atau menumbuhkan mikroba dengan beberapa penyesuaian kondisi sehingga mikroba dapat tumbuh dengan baik bahkan dapat pula dibuat kondisi khusus agar hanya satu jenis mikroba (biakan murni) yang dapat tumbuh, suhu pada inkubator dapat diubah-ubah sesuai dengan keperluan. Kelemahan inkubator sebagai alat laboratorium yaitu tidak dapat menampung pembiakan mikroba secara besar-besaran, karena inkubator ini bukan dalam skala produksi tapi hanya pada skala sampel.
Autoklaf mempunyai fungsi yang sama dengan oven yaitu untuk mensterilisasi peralatan yang akan digunakan, hanya saja pada prosesnya melibatkan uap air bertekanan tinggi. Cara sterilisasinya sering disebut sterilisasi udara basah. Pada saat disterilisasi keadaan didalam autoklaf dikondisikan pada suhu 121°C dan tekanan 1-2 atm (15 psi), kelemahan alat ini yaitu relatif lebih rumit penggunaannya serta lebih berbahaya dan juga ketergantungan alat ini pada sumber listrik sehingga apabila aliran listrik terhenti maka alat ini tidak dapat digunakan. Kelebihan alat ini yaitu lebih efektif dalam sterilisasi karena uap-uap panas dan jenuh dapat menembus dan mencapai banyak luas permukaan sehingga dalam waktu yang relatif singkat. Jarum ose, yaitu alat yang terbuat dari logam dan ujungnya berbentuk bulat atau lancip dan terbuat dari kawat ini berfungsi untuk menggores media yang akan ditumbuhi mikroba. Dengan jarum ose dapat diambil sejumlah mikroba dan menggoreskanya pada media, dengan begitu mikroba akan tumbuh berdasarkan pla goresan yang dibentuk. Goresan yang dibentuk saling menyambung meskipun jarum ose selalu dipijarkan ketika hendak embuat goresan baru, hal tersebut dimaksudkan agar didapatkan mikroba tunggal (individu). Kelemahannya yaitu karena alat yang sederhana dan manual maka hasil yang akan diperoleh sangat bergantung dari keterampilan pemakainya.
Sentrifuge, berfungsi untuk memisahkan komponen yang lebih padat dengan komponen cair yang bercampur dalam sebuah larutan koloid. Kelamahan dari sentrifuge yaitu tidak dapat memisahkan dua zat yang bercampur secara sempurna (larutan sejati). Bunsen, merupakan peralatan sterilisasi yang pada proses sterilisasinya hanya dengan memijarkan alat yang akan disterilisasi. Biasanya peralatan yang disterilisasi dengan lampu spiritus adalah jarum ose, tentunya peralatan yang akan disterilisasikan dengan alkohol 70%. Keunggulan spiritus yaitu dapat mensterilisasi peralatan dengan cepat dan praktis selain itu spiritus juga dapat mensterilkan udara yang berada dijangkauan radiasi panas efektif untuk membunuh mikroba oleh karena itu pada proses inokulasi mulut tabung reaksi didekatkan pada nyala api spiritus. Kekurangannya yaitu tidak dapat mensterilisasi peralatan dalam skala besar.
Hot Plate dan Magnetic Stirer, berfungsi untuk memanaskan bahan atau media (mencairkan media). Bisa juga digunakan untuk membantu pencampuran dua bahan yang pada proses pencampurannya memerlukan pemanasan. Kelemahan hot plate yaitu tidak dapat diatur secara tepat suhunya dan juga tidak dapat dikondisikan untuk mempertahankan suhu karena akumulasi panas akan menyebabkan kenaikan suhu secara perlahan. Biasanya dalam pencampuran menggunakan hot plate juga digunakan magnetic stirer yang berfungsi untuk mengaduk-aduk bahan yang dicampurkan. Jadi, kita tidak perlu mengaduk secara manual.
Laminary Air Flow Cabinet (LAF), yaitu alat yang berbentuk seperti lemari kaca dan berfungsi untuk wadah khusus atau ruang mini untuk proses isolasi suatu mikroba. Laminary flow dilengkapi juga dengan blower (semacam pengering yang menghembuskan udara), sinar UV (yang berfungsi untuk mensterilkan lingkungan di dalam laminary flow) dan lampu untuk penerangan. Kekurangan alat ini yaitu tidak dapat digunakan sebagai wadah untuk mengisolasi mikroba dala skala besar. Vortex mixer, alat ini mempunyai fungsi untuk menghomogenkan campuran bahan, hanya saja alat-alat yang dapat dikocok dengan vortex mixer ini lebih kecil seperti tabung reaksi. Kelemahannya yaitu tidak dapat mengocok dengan efektif untuk peralatan yang lebih besar atau peralatan selain tabung reaksi karena arah kocokan berputar.
Lemari bahan dan lemari alat, berfungsi untuk menyimpan bahan-bahan maupun alat-alat yang akan digunakan. Lemari ini juga berfungsi untuk meminimalisasi gangguan luar sehingga alat-alat maupun bahan tidak rusak. Kelemahannya yaitu karena lemari ini terbuat dari kayu maka masih ada kemungkinan kontaminan masuk dan mengotori alat maupun bahan. Cawan petri, alat ini berfungsi sebagai wadah media yang akan ditumbuhi mikroba (wadah menanam mikroba), alat gelas ini mempunyai kelebihan berupa kemudahan dalam proses perhitungan mikroba karena pembiakan mikroba dilakukan dalam sekala kecil sehingga dapat diambil sampel dengan perbandingan tertentu. Kelemahannya yaitu tidak dapat digunakan dalam pembiakan mikroba skala besar. Spektronik 20 D+, yakni alat elektronika ini berfungsi untuk menghitung populasi mikroba berdasarkan tingkat kekeruhannya atau konsentrasi mikroba di dalam media cair yang bening. Alat ini dapat menghitung mikroba secara matematis hanya dari tingkat kekeruhannya hanya jika media tidak keruh dan proses perhitungannya singkat. Kelemahan alat ini yaitu tidak menghitung jumlah mikroba yang sebenarnya.
Pada umumnya, alat-alat gelas merupakan peralatan yang mudah pecah, sehingga sebelum dipergunakan alat-alat gelas harus diperiksa apakah ada cacat serta kebersihannya dengan teliti. Apabila ternyata alat tersebut retak maka jangan diteruskan untuk menggunakannya. Kebersihan alat juga sangat penting dalam suatu laboratorium karena dapat mempengaruhi hasil percobaan, apalagi dalam skala laboratorium mikrobiologi ini kita dituntut untuk selalu dalam keadaan bersih dan steril. Data yang dihasilkan dapat menjadi tidak akurat jika percobaan dilakukan dalam wadah yang terkontaminasi.
Sedangkan untuk yang bukan merupakan alat gelas, maka hendaknya digunakan sesuai dengan ketentuan dan cara pemakaiannya supaya alat tersebut dapat berfungsi dalam jangka waktu yang lama. Mengetahui peralatan praktikum dalam suatu laboratorium merupakan hal yang wajib bagi praktikan. Hal ini sangat penting karena banyak peralatan praktikum yang dapat membahayakan jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Oleh karena itu, ketelitian dalam penggunaan dan cara pemeliharaan sangat diperlukan.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1. Laboratorium harus di lengkapi dengan peralatan yang cukup memadai dan selalu dalam keadaan siap pakai. Sifat gelas yang tidak dapat bereaksi dengan zat-zat kimia menyebabkan alat gelas sangat diperlukan dalam suatu laboratorium dan juga karena pada beberapa praktik dan percobaan di laboratorium.
2. Alat-alat gelas merupakan peralatan yang mudah pecah sehinga sebelum dipergunakan alat-alat gelas harus diperiksa apakah ada cacat serta kebersihannya dengan teliti.
3. Contoh peralatan yang ada di laboratorium mikrobiologi adalah inkubator, colony counter, sentrifuge, jarum ose, autoclave, destilator, water bath, mikroskop, cawan petri, dan lain-lain.
4. Pemeliharaan secara khusus terhadap alat-alat gelas sangat diperlukan yaitu dengan cara membaca petunjuk penggunakan jika disediakan, membaca petunjuk praktikum dengan cermat, jangan mnggunakan alat gelas yang belum diketahui fungsinya, hati-hati dalam bekerja, membersihkan kembali alat-alat gelas dan menyimpan kembali alat-alat gelas pada tempatnya setelah digunakan.

5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada percobaan ini adalah hendaknya dalam praktikum assisten maupun praktikan mampu mengatur waktu pengamatan agar praktikum dapat berjalan efisien.


DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas. Binarapa Aksara. Jakarta.

Day, R.A.Jr and A.L. Underwood,1999, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Frobisher, dkk. 1974. Fundamentals of Microbiology. Saunders Company. London.

Lim, D. 1998. Microbiology 2nd Edition. McGraw-Hill book. New York.

Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Tim Dosen Teknik Kimia. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru

Volk, W. A. dan Wheeler, M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.

semoga manfaat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Jadilah SaMoNa (Sahabat Mom Anna)