RSS

Laporan Studi Banding

LAPORAN STUDI LAPANGAN
MUSEUM LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU
Diajukan untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh :
Helda Niawanti (H1D109003)
Melisa Triandini M. (H1D109004)
Norhayani (H1D109005)
Choir Muizliana (H1D109021)
Dessy Triutami (H1D109034)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia ini sebatas pengetahuan dan kemampuan kami. Kami juga berterimakasih Ibu dosen Pendidikan kewarganegaraan yang telah memberikan tugas penyusunan laporan ini. Laporan ini disusun berdasarkan hasil studi literatur yang mengacu pada konsep yang telah ditentukan.serta hasil pengamatan langsung bertempatkan pada sebuah museum.
Kami berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai sejarah yang bise dikenang dalam bentuk kebendaan dan dapat diseksikan hingga saat ini Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah kami kerjakan ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya ini. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, harap dimaklumi. Dan kami menyadari tulisan ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun akan kami terima sebagai bahan perbaikan.

Banjarbaru, Mei 2010
Tim Penyusun

Cinta Tanah Air
Pada tanggal 13 Mei 2010, mahasiswa Teknik Kimia Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru melakukan studi lapangan ke museum Lambung Mangkurat Banjarbaru. Studi lapangan ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal budaya dan sejarah Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan mengetahui budaya daerah ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan rasa cinta dan rasa bangga terhadap budaya tanah air Indonesia, khususnya daerah Kalimantan Selatan.
Dalam museum Lambung Mangkurat Banjarbaru kita dapat melihat bagaimana awal mula para pahlawan dari Kalimantan Selatan memperjuangkan dan merebut kemerdekaan dari para penjajah. Berikut ini adalah salah satu replika bagaimana para pahlawan berperang di daerah perbatasan sungai Barito.

Sebelum Indonesia menjadi republik, Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang raja. Dengan silsilah sebagai berikut :

Salah satu pahlawan yang terkenal dari Kalimantan Selatan adalah Pangeran Antasari, ia sangat berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Kalimantan Selatan. Dan dia adalah salah satu orang yang paling dicari oleh para penjajah dengan harga kepala yang sangat mahal. Namun Pangeran Antasari meninggal bukan karena dibunuh tetapi karena menderita penyakit cacar.
Selain itu kita juga dapat melihat benda-benda peninggalan sejarah Kalimantan Selatan. Seperti dibawah ini,

Alat-alat ini terdiri dari keris, surat perjanjian dengan VOC dalam bahasa Belanda, parang dan lain-lain. Selain itu budaya daerah Kalimantan Selatan juga menyerap budaya daerah dari Timur Tengah yang disebut dengan akulturasi budaya. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini,

Alat-alat ini digunakan sebagai penyajian makanan para tamu raja, ada juga tempat tidur raja yang sekarang ini dijadikan pelaminan saat pesta pernikahan masyarakat kalsel. Pelaminan biasanya oleh orang – orang banjar diletakkan di tawing halat. Terdapat juga peralatan sehari-hari yang sering dipakai raja seperti piring, mangkuk, tempat penginangan raja,.

Ini merupakan tempat singgasana sang raja pada saat berkumpul dengan prajuritnya. Di sebelah kanan ada gong guna alat pemanggil yang digunakan saat mengumpulkan para prajurit. Di sebelah kiri ada gong/alat musik tradisional yang dipakai konon untuk menidurkan sang bayi.

Merupakan alat music tradisional yang pengeruhnya sudah bercampur dengan adat jawa.

Di sini ada beberapa fosil hewan-hewan yang sudah diawetkan seperti buaya, ular, kadal, landak, yang merupakan khas Kalimantan.

Ini merupkan miniature kecil dari rumah adat tradisional Kalimantan yang kerap disebut bubungan tinggi.

Ini merupakan suatu replica dalam rumah adat banjar bubungan tinggi bagian tawing halat.

Gambar ini adalah suatu wadah untuk menangkap ikan-ikan di sungai/rawa, di mana ikan ini adalah merupakan hidangan istemewa para raja dan tamu-tamu raja.

Merupakan tempat tidur beserta kelambunya, tempat ini digunakan untuk tempat tidur utama bagi raja dan permaisurinya.

Merupakan contoh kerang-kerang yang ditemukan di pantai.

Akhir kata, kami ucapkan rasa terimakasih atas kunjungan yang sengat bermanfaat bagi kami ini. Semoga laporan kunungan studi lapangan kami buat ini bias bermanfaat baik untuk kami maupun sang pembaca.

semoga manfaat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

MAKALAH AGAMA ISLAM - KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB IPENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Perbedaan adalah hal yang nyata bagi tiap individu. Entah itu suku, ras, dan bangsa. Namun, perbedaan yang kiranya sangat kental adalah perbedaan agama. Terkadang si A merasa lebih baik dari si B, dan begitu juga sebaliknya. Si B tidak suka dengan agama yang dianut si A. Hal ini, jika diteruskan dengan lisan dari kedua belah pihak, maka akan terjadi perkelahian melibatkan agama.
Itulah kenapa kita diharuskan belajar akidah dan akhlak. Kerena ini menyangkut hidup bertetangga yang kemana pun, kita bertemu dengan tiap insan, bukan hanya kaum muslim, tapi juga semua umat. Tanpa adanya akidah dan akhlak yang benar, maka akan tak jarang perkelahian diakibatkan oleh agama. Inilah yang dimana kita harus menjalin baik kerukunan antar umat beragama.

b. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada latar belakang, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk bagaimana akhirnya terjalin kerukunan antar umat beragama. Cukup perang antar agama yang terjadi di jaman dulu saja. Karena sekarang, yang notabene berbeda dengan jaman dulu, setidaknya bisa untuk saling ramah dan toleransi pada yang berbeda agama. Ini bukan sekedar menjaga nama baik agama yang kita anut, tapi terlebih menjadi individual yang manusiawi diantara manusia lainnya.


BAB II KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

a. Manusia sebagai Individu

Penciptaan manusia telah ditetapkan dalam QS. Al baqarah ayat 30. Yang artinya: “Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ini,” Mereka para malaikat berkata, “mengapa engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji engkau serta menyucikan engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Itulah sebenarnya tujuan dimana manusia diciptakan. Secara fitrah, manusia yang dilahirkan dari siapa saja, berbagai ras, suku, agama, entah melalui pernikahan atau bukan, manusia atau bayi yang dilahirkan itu sifatnya suci dan belum berstatus mubalig. Calon khalifah dunia. Namun semua ini tergantung dari orang tua merekalah yang menentukan siapa mereka kedepannya. Dan sejak manusia terlahir, dalam hatinya akan tumbuh kesadaran bahwa ada Zat yang telah menciptakannya serta wajib disembah kapan dan dimana pun ia berada. Tapi beberapa ada yang telah berstatus islam dari orang tuanya dan ada pula yang tidak karena orang tuanya yang nonmuslim. Sehingga ada beberapa dari mereka yang nonmuslim tersebut meneruskan apa yang diyakini orang tua mereka, tapi ada sebagian yang mendapat pengetahuan atau yang disebut hidayah bagi mereka.

b. Manusia sebagai mahluk sosial
Manusia sesungguhnya tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya manusia lain tanpa sosialisai ataupun hidup bermasyarakat, itulah mengapa manusia disebut mahluk sosial. Sejatinya semua berhubungan satu dan lainnya. Seperti masalah jual beli, silahturahmi, hingga akhirnya penyelenggaraan jenazah. Kita tidak mungkin melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

c. Kerukunan antar umat beragama
Kita sadari hidup di dunia ini tidak hanya sebatas kumpulan muslim atau umat islam saja. Tetapi dari berbagai umat yang ada. Meski mereka tidak seperti keluarga, atau yang biasa disebut dengan saudara semuslim, tapi paling tidak kita tahu bahwa kita adalah sesama manusia. Bedanya, kita telah diberi hidayah (yang Alhamdulillah harus kita syukuri) sedangkan beberapa diantara mereka ada yang belum.
Inilah kita sebagai sesama manusia hendaknya saling hormat dan sopan pada siapa pun tanpa memandang suku, agama, dan ras. Perlu adanya sikap toleransi antar umat beragama. Kebanyakan umat islam banyak yang kiranya salah paham terhadap apa yang dimaksud dengan toleransi antar umat beragama. Yang dimaksud toleransi adalah dimana kita ramah pada mereka entah dengan siapa kepercayaan mereka terhadap yang mereka sembah. Bukan toleransi dalam hal keimanan dan peribadahan. Karena hal ini justru kita tidak diperbolehkan. Kita hanya dianjurkan untuk bersikap hormat dan santun pada siapapun tanpa memandang apa agama mereka, suku mereka, ataupun ras mereka.
Tak perlu jauh-jauh, di Negara tercinta kita Indonesia yang memberikan kebebasan untuk memiliki kepercayaan terhadap agama yang tiap individu pilih nantinya secara sah yang terdapat pada UUD pasal 29 ayat 1. Oleh karenanya, kita dianjurkan untuk bersosialisasi terhadap mereka sebagai wujud dari hidup bermasyarakat. Jika kita sopan terhadap mereka, maka mereka pun segan pada kita.
Intinya adalah bahwa kita sebisa mungkin tidak menyinggung apa yang menjadi kepercayaan mereka. Jikalau ternyata mereka yang tidak bisa menjaga jalinan kerukunan antar umat beragama, maka hendaknya kita tidak untuk kembali membalas untuk memutuskan jalinan itu. Kita anggap saja bahwa mereka yang seperti itu adalah mereka yang belum bisa bersosialisasi.


BAB III PENUTUP

Dari pembahasan tersebut, bisa disimpulkan bahwasanya pentingnya hidup bersosialisasi tanpa memendang apa agamanya. Kita dituntut untuk bersikap hormat dan ramah pada siapa pun. Saya berharap agar hidup bermasyarakat di sekitar kita tetap terjaga dengan baik tanpa peperangan ataupun saling cela.
Saran dari saya, hendaknya kita menjalin kerukunan antar umat beragama ini dengan dimulai dari diri sendiri, intropeksi bila ternyata hal ini belum kita terapkan dalam kehidupan nyata. Inshaallah akan baik manfaat bila damai selalu kita bawa dimanapun kita bereda dan dengan siapa pun kita bertemu nantinya.


DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri. 2006. Pendidikan agama islam untuk kelas xii. Jakarta: Erlangga.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

FLUID MECHANICS

NAME : CHOIR MUIZLIANA
NIM : H1D109021

FLUID MECHANICS
Study of the effects of forces and energy on liquids and gases. One branch of the field, hydrostatics , deals with fluids at rest; the other, fluid dynamics, deals with fluids in motion and with the motion of bodies through fluids. Liquids and gases are both treated as fluids because they often have the same equations of motion and exhibit the same flow phenomena. The subject has numerous applications in fields varying from aeronautics and marine engineering to the study of blood flow and the dynamics of swimming.
The term "fluid" in everyday language typically refers only to liquids, but in the realm of physics, fluid describes any gas or liquid that conforms to the shape of its container. Fluid mechanics is the study of gases and liquids at rest and in motion. This area of physics is divided into fluid statics, the study of the behavior of stationary fluids, and fluid dynamics, the study of the behavior of moving, or flowing, fluids. Fluid dynamics is further divided into hydrodynamics , or the study of water flow, and aerodynamics , the study of airflo Applications of fluid mechanics include a variety of machines, ranging from the water-wheel to the airplane. In addition, the study of fluids provides an understanding of a number of everyday phenomena, such as why an open window and door together create a draft in a room.
To understand fluids, it is best to begin by contrasting their behavior with that of solids. Whereas solids possess a definite volume and a definite shape, these physical characteristics are not so clearly defined for fluids. Liquids, though they possess a definite volume, have no definite shape—a factor noted above as one of the defining characteristics of fluids. As for gases, they have neither a definite shape nor a definite volume.
One of several factors that distinguishes fluids from solids is their response to compression, or the application of pressure in such a way as to reduce the size or volume of an object. A solid is highly noncompressible, meaning that it resists compression, and if compressed with a sufficient force, its mechanical properties alter significantly. For example, if one places a drinking glass in a vise , it will resist a small amount of pressure, but a slight increase will cause the glass to break.
Fluids vary with regard to compressibility, depending on whether the fluid in question is a liquid or a gas. Most gases tend to be highly compressible—though air, at low speeds at least, is not among them. Thus, gases such as propane fuel can be placed under high pressure. Liquids tend to be noncompressible: unlike a gas, a liquid can be compressed significantly, yet its response to compression is quite different from that of a solid—a fact illustrated below in the discussion of hydraulic presses. One way to describe a fluid is "anything that flows"—a behavior explained in large part by the interaction of molecules in fluids. . If the surface of a solid is disturbed, it will resist, and if the force of the disturbance is sufficiently strong, it will deform—as for instance, when a steel plate begins to bend under pressure. This deformation will be permanent if the force is powerful enough, as was the case in the above example of the glass in a vise. By contrast, when the surface of a liquid is disturbed, it tends to flow.
Fluid Mechanics for Performing Work, Hydraulic Presses Hydraulic Presses. Though applications of Bernoulli's principle are among the most dramatic examples of fluid mechanics in operation, the everyday world is filled with instances of other ideas at work. Pascal's principle, for instance, can be seen in the operation of any number of machines that represent variations on the idea of a hydraulic press. Among these is the hydraulic jack used to raise a car off the floor of an auto mechanic's shop. Beneath the floor of the shop is a chamber containing a quantity of fluid, and at either end of the chamber are two large cylinders side by side. Each cylinder holds a piston, and valves control flow between the two cylinders through the channel of fluid that connects them. In accordance with Pascal's principle, when one applies force by pressing down the piston in one cylinder (the input cylinder), this yields a uniform pressure that causes output in the second cylinder, pushing up a piston that raises the car. In the hydraulic ram, the input or master cylinder is short and squat , while the output or slave cylinder is tall and narrow. This is because the hydraulic ram, in contrast to the car jack, carries a much lighter cargo (usually just one person) through a much greater vertical range—for instance, to the top of a tree or building.

SOURCE: http://www.answers.com/topic/fluid-mechanics


semoga manfaat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Artikemagnet

Nama : Choir Muizliana

Nim : H1D109021

Mata kuliah : Fisika Dasar II

Kereta Maglev

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Kereta Maglev di Jerman

MagLev adalah singkatan dari MAGnetically LEVitated trains yang terjemahan bebasnya adalah kereta api yang mengambang secara magnetis. Sering juga disebut kereta api magnet. Lihat gambar 1.1. Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya angkat magnetik pada relnya sehingga terangkat sedikit ke atas, kemudian gaya dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 650 km/jam (404 mpj) jauh lebih cepat dari kereta biasa. Beberapa negara yang telah menggunakan kereta api jenis ini adalah Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman. Dikarenakan mahalnya pembuatan relnya, di dunia pada 2005 hanya ada dua jalur Maglev yang dibuka umum, di Shanghai dan Kota Toyota.

Ada tiga jenis teknologi maglev:

Jepang and Jerman merupakan dua negara yang aktif dalam pengembangan teknologi maglev menghasilkan banyak pendekatan dan desain. Dalam suatu desain, kereta dapat diangkat oleh gaya tolak magnet dan dapat melaju dengan motor linear. Pengangkatan magnetik murni menggunakan elektromagnet atau magnet permanen tidak stabil karena teori Earnshaw; Diamagnetik dan magnet superkonduktivitas dapat menopang maglev dengan stabil.

Berat dari elektromagnet besar juga merupakan isu utama dalam desain. Medan magnet yang sangat kuat dibutuhkan untuk mengangkat kereta yang berat. Efek dari medan magnetik yang kuat tidak diketahui banyak. Oleh karena itu untuk keamanan penumpang, pelindungan dibutuhkan, yang dapat menambah berat kereta. Konsepnya mudah namun teknik dan desainnya kompleks.

Maglev Transrapid di Shanghai

Sistem yang lebih baru dan tidak terlalu mahal disebut Inductrack. Teknik ini memiliki kemampuan membawa beban yang berhubungan dengan kecepatan kendaraan, karena ia tergantung kepada arus yang diinduksi pada sekumpulan elektromagnetik pasif oleh magnet permanen. Dalam contoh, magnet permanen berada di gerbong; secara horizontal untuk menciptakan daya angkat, dan secara vertikal untuk memberikan kestabilan. Sekumpulan kabel putar berada di rel. Magnet dan gerbong tidak membutuhkan tenaga, kecuali untuk pergerakan gerbong. Inductrack pada awalnya dikembangkan sebagai motor magnetik dan penopang untuk "flywheel" untuk menyimpan tenaga. Dengan sedikit perubahan, penopang ini diluruskan menjadi jalur lurus. Inductrack dikembangkan oleh fisikawan Wiliiam Post di Lawrence Livermore National Laboratory.

Inductrack menggunakan array Halbach untuk penstabilan. Array Halbach adalah pengaturan dari magnet permanen yang menstabilisasikan putaran kabel yang bergerak tanpa penstabilan elektronik. Array Halback mulanya dikembangkan untuk pembimbing sinar dari percepatan partikel. Mereka juga memiliki medan magnet di pinggir rel, dan mengurangi efek potensial bagi penumpang. Sekarang ini, NASA melakukan riset penggunaan sistem Maglev untuk meluncurkan pesawat ulang alik. Untuk dapat melakukan ini, NASA harus mendapatkan peluncuran pesawat ulang alik maglev mencapai kecepatan pembebasan, suatu tugas yang membutuhkan pewaktuan pulse magnet yang rumit (lihat coilgun) atau arus listrik yang sangat cepat, sangat bertenaga (lihat railgun).

Cara kerja

Prinsip gaya dorongnya, kereta Maglev mengambang kurang lebih 10mm di atas rel magnetiknya. Dorongan ke depan dilakukan melalui interaksi antara rel magnetik dengan mesin induksi yang juga menghasilkan medan magnetik di dalam kereta (lihat gambar).

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas rel, sehingga tidak menimbulkan gesekan. Konsekuensinya, secara teoritis tidak akan ada penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus (biaya perawatan dapat dihemat). Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada gaya resistansi akibat gesekan. Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu dikembangkan lagi Kereta Maglev yang lebih aerodinamis.

Dikarenakan bentuk dan kecepatan kereta yang fantastis ini, kebisingan (suara) yang ditimbulkan disaat kereta ini bergerak hampir sama dengan sebuah pesawat jet, dan di perhitungkan lebih mengganggu daripada kereta konvensional. Sebuah studi membuktikan suara yang ditimbulkan oleh kereta meglev dengan kereta konvensional biasa lebih bising sekitar 5dB yaitu 78% nya. Kekurangan lain kereta ini adalah di mahalnya investasi terutama pengadaan relnya.

Riset dan pengembangan

Paten pertama untuk kereta maglev didorong oleh motor "linear" adalah paten AS 3.470.828 dikeluarkan pada Oktober 1969 oleh James R. Powell dan Gordon T. Danby. Teknologi dasarnya ditemukan oleh Eric Laithwaite, dan dijelaskan olehnya dalam "Proceedings of the Institution of Electrical Engineers", vol. 112, 1965, pp. 2361-2375, dengan judul "Electromagnetic Levitation". Laithwaite mematenkan motor "linear" pada 1948.

Pada 31 Desember 2000, superkonduktor temperatur tinggi berawak pertama secara sukses diuji di barat daya Universitas Jiaotong, Chengdu, Cina. Sistem ini berdasarkan prinsip "bulk" konduktor temperatur tinggi dapat diangkat atau dilayangkan secara stabil di atas atau di bawah magnet permanen. Muatannya di atas 530 kg dan jarak pelayangannya lebih dari 20 mm. Sistem ini menggunakan nitrogen cair, yang sangat murah, untuk mendinginkan superkonduktor.

(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)



semoga manfaat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Makalah Ilmu Kealaman Dasar

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seluruh makhluk hidup, baik manusia, hewan, dan tumbuhan di dunia ini adalah ciptaan Tuhan. Namun, manusialah yang merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dari mahluk hidup lainnya. Tergantung dari manusia itu sendiri untuk apa akal pikiran itu digunakan, entah untuk sesuatu yang baik atau tidak. Disini Kami membahas bagaimana seyogyanya manusia mengembangkan akal pikirannya agar tidak disalahgunakan dan tidak merugikan bagi dirinya maupun orang lain.
Berbagai kejadian yang menimpa bangsa ini dikarenakan kesalahpahaman dari pendapat-pendapat yang berbeda dan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Banyaknya paham yang berkembang disebabkan akal pikiran manusia yang pendek dan tidak terarah. Namun tak sedikit pula manusia yang menggunakan akal manusianya untuk hal kebaikan.

1.2 Tujuan Penulisan
Menanggapi permasalahan yang terjadi penulisan makalah ini bertujuan agar manusia menggunakan pikirannya untuk hal yang bermanfaat bagi kepentingan pribadi dan umum. Selain itu, penulisan ini bertujuan agar manusia termotivasi untuk mencari sebab akibat dan persoalan-persoalan lain yang muncul dalam pikirannya karena manusia mempunyai nilai peradaban yang lebih tinggi dari mahluk lainnya.




BAB II
Perkembangan Alam Pikiran Manusia

Tuhan menciptakan dua macam mahluk, yaitu yang bersifat organik dan anorganik. Atau yang biasa disebut mahluk hidup dan benda tak hidup. Masing-masing memiliki tingkatan-tingkatan dalam perwujudannya. Masing-masing memiliki ciri-ciri khas hingga mudah dibedakan. Dalam pembahasan berikut ini, akan dijelaskan tentang salah satu antara keduanya, yakni perkembangan alam pikiran manusia.

2.1 Hakikat Manusia dan Sifat Keingintahuannya
Manusia adalah makhluk yang lemah dibanding makhluk lain, namun dengan akal budinya dan kemauannya yang sangat kuat maka manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat hidup dengan lebih baik lagi. Akal budinya dan kemauannya yang sangat kuat itulah sifat unik dari manusia.
Ciri-ciri manusia:
1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya.
2. Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, (ada yang masuk dan keluar).
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
4. Memiliki potensi untuk berkembang biak.
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinteraksi dengan lingkungannnya.
7. Sampai pada saatnya mengalami kematian.
Rasa ingin tahu makhluk lain lebih didasarkan oleh naluri (instinct). Naluri ini didasarkan pada upaya mempertahankan kelestaraian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia juga mempunyai naluri seperti tumbuhan dan hewan, tetapi ia mempunyai akal budi yang terus berkembang serta rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan. Sesuatu masalah yang telah dapat dipecahkan maka akan timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya, manusia setelah tahu apanya, maka ingin tahu bagimana dan mengapa. Contoh: tempat tinggal manusia purba sampai manusia modern, contoh lain seperti penyakit setelah ditemukan obat suatu penyakit ada penyakit lain lagi yang dicoba untuk dicari obatnya (HIV AIDS).

2.2 Perkembangan fisik Tubuh Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa. Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.

2.3 Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno, untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Misalnya kenapa ada pelangi, mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari, atau kenapa gunung meletus, jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
Manusia sebagai makhluk berpikir diberi hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untik menjelaskan gejala-ejala alam serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dan akhirnya manusia dapat mengumpulakan pengetahuan. Pengetahuan yang terkumpul semakin banyak disebabkan rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang juga daya pikirnya, pada hewan usaha untuk eksplorasi ke alam sekitar di dorong oleh insting yang terpusat pada usaha untung mempertahankan dan melangsungkan kehidupan.
Pengetahuan yang diperoleh ini akhirnya tidak hanya terbatas pada hal yang dapat diamati panca indera saja tetapi masalah lain berhubungan dengan baik atau buruk, kalau suatu masalah dapat terpecahkan timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya manusia bertanya terus setelah tahu dengan pertanyaan bagaimana dan mengapa manusia mampu untuk menggunakan pengetahuannya yang dahulu untuk dikombinasikan dengan pegetahuannya yang baru menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal yang demikian telah berlangsung berabad-abad sehingga terjadi penumpukan pengetahuan Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan pembendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri . Hal ini tidak hanya meliputi tentang kebutuhan praktis hidupnya sehari-hari tetapi juga berkembang sampai pada hal-hal menyangkut keindahan dan seni Rasa ingin tahu pada manusia ini menyebabkan penngetahuan mereka dapat berkembang setiap hari mereka mengamati benda-benda dan peristiwa yang terjadi di alam sekitarnya. Manusia tidak akan pernah merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai apa yang diamatinya, mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir
Rasa ingin tahu semacam itu tidak dimiliki oleh hewan. Rasa ingin tahu pada hewan terbatas pada rasa ingin tahu yang tetap yang tidak berubah dari zaman ke zaman. Hewan bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain terutama didorong rasa ingin tahunya yang bersangkutan erat dengan nalurinya. Kemampuan berfikir manusia menyebabkan rasa ingin tahunya yang terus berkembang. Dengan kemampuannya mengingat dan berpikir manusia dapat mendayagunakan kemampuannya yang terdahulu kemudian menggabungkannya dengan pengetahuan yang diperoleh sehingga menghasilkan pengetahuan yang baru.
Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah dengan adanya kemampuan ini maka dapat dilakukan tukarmenukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki masing-masing. Perkembangan pengetahuan pada manusia ini juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju sifat manusia yang selalu tidak puas dan sifat yang ingin lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti dan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan tersebut rasa keindahan manusia juga ikut berkembang. Maka dalam kehidupannya pengetahuan yang telah dimiliki tersebut bukan hanya diterapkan dan digunakan untuk kebutuhan hidupnya tetapi juga menyangkut hal-hal yang bertalian dengan keindahan.

2.4 Sejarah Pengetahuan yang diperoleh Manusia
Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya.
A. Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap sejarah perkembangan manusia, yaitu tahap teologi (tahap metafisika), tahap filsafat, dan tahap positif (tahap ilmu). Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metafisika. Mitologi ialah pengetahuan tentang mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan panca indera manusia serta keingintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
Tonggak sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales (624-546 SM) seorang astronom, pakar di bidang matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya memantulkan sinar matahari, dan lain-lain.
Tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah :
1. Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
2. Anaximenes, (560-520) mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
3. Herakleitos, (560-470) pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
4. Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah, api, udara dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2, sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
5. Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut Atomos atau atom, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
6. Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat Pythagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
7. Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang sebelumnya, ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
8. Aristoteles merupakan ahli pikir, ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, dingin, lembah, panas dan kering. Dalam kondisi lembab hule akan berwujud sebagai api, sedang dalam kondisi kering ia berwujud tanah. Ia juga mengajarkan bahwa tidak ada ruang yang hampa, jika ruang itu tidak terisi suatu benda maka ruang itu diisi oleh ether. Aristoteles juga mengajarkan tentang klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
9. Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya (geosentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.
10. Avicenna (ibn-Shina abad 11), merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia Islam yaitu Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer. Pada abab 9-11 ilmu pengetahuan dan filasafat Yunani banyak yang diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab berkembang menjadi kebudayaan Internasional.
Panca indra akan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan dimana tanggapan itu menjadi suatu pengalaman. Pengalaman yang diperoleh terakumulasi oleh karena adanya kuriositas manusia. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman akan bertambah terus seiring berkembangnya manusia dan mewariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Pertambahan pengetahuan didorong oleh : pertama untuk memuaskan diri, yang bersifat nonpraktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami hakekat alam dan isinya. Kedua, dorongan praktis yang memanfaatkan pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Dorongan pertama melahirkan ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science) sedang dorongan kedua menuju ilmu Pengetahuan Terapan (Aplied Science).
Jadi kalo Anda mempunyai impian, yakinlah bahwa impian Anda pasti bisa terwujud, cepat atau lambat. Kalau Anda membangun bisnis, yakinlah bahwa Anda pasti bisa mewujudkan bisnis seperti yang Anda inginkan. Jangan hiraukan logika Anda bahwa ini tidak mungkin itu tidak masuk akal dan sebagainya. Tetaplah fokus dan yakin, maka Tuhan dengan melalui system yang paling canggih di alam semesta ini akan membukakan jalan sesuai logika Anda dan mewujudkan keinginan Anda.
Ada beberapa orang yang sukses mewujudkan impiannya, Walaupun sebelumnya itu mustahil, seperti:
1. Wright bersaudara yang sukses mewujudkan impian mereka untuk membuat pesawat terbang, padahal keyakinan umum orang waktu itu tidak mungkin ada benda yang lebih berat dari burung bisa terbang.
2. Thomas Alva Edison yang walaupun ratusan kali gagal, namun karena dia tetap yakin bahwa dia bisa menemukan lampu pijar akhirnya betul-betul bisa menemukan lampu pijar.
3. Kolonel Sander yang yakin ayam gorengnya akan laku keras meskipun ditolak ribuan kali, tetapi karena dia sangat yakin akhirnya terwujudlah Restoran Cepat Saji KFC yang sekarang tersebar di seluruh dunia.

















BAB III
KESIMPULAN

Jadi, dari isi pembahasan mengenai pengembangan alam pikiran manusia, dapat disimpulkan bahwa pemikiran manusia tidak ada yang sama sama satu dan lainnya. Dari dulu di jaman purba hingga sekarang di jaman modern, perkembangannya pun sangat pesat. Dengan pikiran manusia dapat menegembangkan IPTEK menjadi lebih baik, namun dengen pikiran manusia jugalah Kita dapat mengakibatkan hal buruk. Jadi, untuk memenuhi taraf perkembangan akal pikiran manusia adalah dengan menyeimbangkan antara IPTEK dan IMTAQ.















DAFTAR PUSTAKA

Fachry, 18 Februari 2008. Perkembangan Alam Pikiran Manusia. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/ilmu-kalaman-dasar/perkembangan-alam-pikiran-manusia (diakses tanggal 10 September 2009)
GIRLSproblem, 15 Januari 2009. http://www.ansyabu.blogspot.com/ (diakses tanggal 11 September 2009)
Sofa, 18 Januari 2008. Perkembangan Alam Pikiran Manusia. http://massofa.wordpress.com/2008/01/18/perkembangan-alam-pikiran-manusia/ (diakses tanggal 10 September 2009)


semoga manfaat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Bahan OSN pti Pertamina 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air adalah sebagai berikut:
2 CH3OH + 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.
Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini akan menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol merupakan bahan utama untuk minuman keras (minuman beralkohol). Metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol karena ia dahulu merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan melului proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk menghasilkan metanol. Tahap pembentukannya adalah endotermik dan tahap sintesisnya adalah eksotermik.
[sunting] Sejarah
Dalam proses pengawetan mayat, orang Mesir kuno menggunakan berbagai macam campuran, termasuk di dalamnya metanol, yang mereka peroleh dari pirolisis kayu. Methanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu. Nama itu kemudian lebih dikenal sebagai pyroxylic spirit (spiritus). Pada tahun 1834, ahli kimia Perancis Jean-Baptiste Dumas dan Eugene Peligot menentukan komposisi kimianya. Mereka juga memperkenalkan nama methylene untuk kimia organik, yang diambil dari bahasa Yunani methy = "anggur") + hŷlē = kayu (bagian dari pohon). Kata itu semula dimaksudkan untuk menyatakan "alkohol dari (bahan) kayu", tetapi mereka melakukan kesalahan.
Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan untuk mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi "metanol" tahun 1892 oleh International Conference on Chemical Nomenclature. Suffiks [-yl] (indonesia {il}) yang digunakan dalam kimia organik untuk membentuk nama radikal-radikal, diambil dari kata "methyl".
Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida and hidrogen) menjadi metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng kromat), dan memerlukan kondisi ekstrim —tekanan sekitar 30–100 MPa (300–1000 atm), dan temperatur sekitar 400 °C. Produksi metanol modern telah lebih effisien dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif lebih rendah.
Penggunaan metanol sebagai bahan bakar mulai mendapat perhatian ketika krisis minyak bumi terjadi di tahun 1970-an karena ia mudah tersedia dan murah. Masalah timbul pada pengembangan awalnya untuk campuran metanol-bensin. Untuk menghasilkan harga yang lebih murah, beberapa produsen cenderung mencampur metanol lebih banyak. Produsen lainnya menggunakan teknik pencampuran dan penanganan yang tidak tepat. Akibatnya, hal ini menurunkan mutu bahan bakar yang dihasilkan. Akan tetapi, metanol masih menarik utuk digunakan sebagai bahan bakar bersih. Mobil-mobil dengan bahan bakar fleksibel yang dikeluarkan oleh General Motors, Ford dan Chrysler dapat beroperasi dengan setiap kombinasi etanol, metanol dan/atau bensin.
[sunting] Produksi
Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan komponen dari gas alam. Terdapat tiga proses yang dipraktekkan secara komersial.
Pada tekanan sedang 1 hingga 2 MPa (10–20 atm) dan temperatur tinggi (sekitar 850 °C), metana bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis nikel untuk menghasilkan gas sintesis menurut reaksi kimia berikut:
CH4 + H2O → CO + 3 H2
Reaksi ini, umumnya dinamakan steam-methane reforming atau SMR, merupakan reaksi endotermik dan limitasi perpindahan panasnya menjadi batasan dari ukuran reaktor katalitik yang digunakan.
Metana juga dapat mengalami oksidasi parsial dengan molekul oksigen untuk menghasilkan gas sintesis melalui reaksi kimia berikut:
2 CH4 + O2 → 2 CO + 4 H2
reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan secara in-situ untuk menggerakkan reaksi steam-methane reforming. Ketika dua proses tersebut dikombinasikan, proses ini disebut sebagai autothermal reforming. Rasio CO and H2 dapat diatur dengan menggunakan reaksi perpindahan air-gas (the water-gas shift reaction):
CO + H2O → CO2 + H2,
untuk menghasilkan stoikiometri yang sesuai dalam sintesis metanol.
Karbon monoksida dan hidrogen kemudian bereaksi dengan katalis kedua untuk menghasilkan metanol. Saat ini, katalis yang umum digunakan adalah campuran tembaga, seng oksida, dan alumina, yang pertama kali digunakan oleh ICI di tahun 1966. Pada 5–10 MPa (50–100 atm) dan 250 °C, ia dapat mengkatalisis produksi metanol dari karbon monoksida dan hidrogen dengan selektifitas yang tinggi:
CO + 2 H2 → CH3OH
Sangat perlu diperhatikan bahwa setiap produksi gas sintesis dari metana menghasilkan 3 mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida, sedangkan sintesis metanol hanya memerlukan 2 mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida. Salah satu cara mengatasi kelebihan hidrogen ini adalah dengan menginjeksikan karbon dioksida ke dalam reaktor sintesis metanol, dimana ia akan bereaksi membentuk metanol sesuai dengan reaksi kimia berikut:
CO2 + 3 H2 → CH3OH + H2O
Walaupun gas alam merupakan bahan yang paling ekonomis dan umum digunakan untuk menghasilkan metanol, bahan baku lain juga dapat digunakan. Ketika tidak terdapat gas alam, produk petroleum ringan juga dapat digunakan. Di Afrika Selatan, sebuah perusahaan (Sasol) menghasilkan metanol dengan menggunakan gas sintesis dari batu bara.
[sunting] Kegunaan
Metanol digunakan secara terbatas dalam mesin pembakaran dalam, dikarenakan methanol tidak mudah terbakar dibandingkan dengan bensin. Metanol campuran merupakan bahan bakar dalam model radio kontrol.
Salah satu kelemahan metanol sebagai bahan bakar adalah sifat korosi terhadap beberapa logam, termasuk aluminium. Metanol, merupakan asam lemah, menyerang lapisan oksida yang biasanya melindungi aluminium dari korosi:
6 CH3OH + Al2O3 → 2 Al(OCH3)3 + 3 H2O
Ketika diproduksi dari kayu atau bahan oganik lainnya, metanol organik tersebut merupakan bahan bakar terbarui yang dapat menggantikan hidrokarbon. Namun mobil modern pun masih tidak bisa menggunakan BA100 (100% bioalkohol) sebagai bahan bakar tanpa modifikasi. Metanol juga digunakan sebagai solven dan sebagai antifreeze, dan fluida pencuci kaca depan mobil.
Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan pembuat bahan kimia lainnya. Sekitar 40% metanol diubah menjadi formaldehyde, dan dari sana menjadi berbagai macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil.
Dalam beberapa pabrik pengolahan air limbah, sejumlah kecil metanol digunakan ke air limbah sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi bakteri, yang mengubah nitrat menjadi nitrogen.
bahan bakar direct-metanol unik karena suhunya yang rendah, operasi pada tekanan atmofser, mengijinkan mereka dibuat kecil. Ditambah lagi dengan penyimpanan dan penanganan yang mudah dan aman membuat metanol dapat digunakan dalam perlengkapan elektronik.


http://majarimagazine.com/2008/05/biomass-to-liquid-btl/ (2 okt 2010)

Teknologi BTL (Biomass To Liquid) pada dasarnya terdiri atas dua proses, proses pencairan tidak langsung dimulai dengan reaksi reformasi/gasifikasi bahan baku menjadi gas sintesis (campuran gas hidrogen dan karbon monoksida), diikuti dengan sintesis Fischer-Tropsch (F-T) dari gas sintesis menghasilkan minyak sintesis (syncrude), dan upgrading minyak sintesis menjadi bahan bakar sintesis seperti diesel (solar) sintesis yang dikenal sebagai F-T diesel, liquefied petroleum gas (LPG), kerosin dan naftalen. F-T liquid memiliki keunggulan, yaitu hampir bebas dari kandungan sulfur (< 5 ppm), rendah kandungan aromatik (< 1 persen), biodegradable, tidak beracun, dapat digunakan tanpa modifikasi infrastruktur, dan memiliki emisi polutan yang rendah. Gambar di bawah ini menampilkan diagram alir sederhana teknologi BTL.

Gambar 1. Diagram alir proses konversi biomassa menjadi bahan bakar cair.
Dari diagram alir di atas, terlihat bahwa teknologi BTL ini dimulai dengan melakukan perlakuan awal terhadap biomassa yang digunakan sebagai umpan. Perlakuan awal ini mencakup pengecilan ukuran dan pengeringan yang dilakukan dalam sebuah rotary dryer. Panas yang diperlukan pada proses pengeringan ini diperoleh dari panas sensibel gas buang.
Bagian proses selanjutnya adalah proses gasifikasi biomassa. Gasifikasi biomassa adalah proses bertemperatur tinggi (600-1000°C) untuk mendekomposisi hidrokarbon dalam biomassa menjadi molekul-molekul gas yang terutama terdiri dari hidrogen, karbon monoksida, dan karbon dioksida. Pada banyak kasus, proses gasifikasi juga menghasilkan arang, tar, serta metanol, air, dan berbagai molekul dan senyawa lainnya. Konversi biomassa menjadi gas sintesis secara umum melibatkan dua proses. Proses pertama adalah pirolisis. Pirolisis melepaskan gas-gas terbang yang terkandung dalam biomassa pada temperatur di bawah 600°C melalui serangkaian reaksi yang kompleks. Proses berikutnya adalah konversi arang.
Banyak metode gasifikasi yang tersedia untuk memproduksi gas sintesis. Metode-metode ini akan menghasilkan komposisi gas sintesis yang beraneka-ragam yang mana variasi perbandingan CO dengan H2 dapat tercapai. Gas sintesis yang diproduksi oleh metode yang berbeda akan mengandung pengotor yang berbeda-beda. Pengotor ini selanjutnya akan mempengaruhi proses yang akan berlangsung dalam reaktor Fischer-Tropsch berkaitan dengan racun katalis sehingga diperlukan pencucian gas sintesis. Salah satu metode gasifikasi berskala komersial telah dikembangkan oleh CHOREN.

Gambar 2. CHOREN Carbo-V Process.
Gas sintesis yang dihasilkan dari proses gasifikasi mengandung kontaminan yang berbeda-beda seperti partikulat, tar, alkali, H2S, HCl, NH3, dan HCN. Kontaminan ini akan menurunkan aktivitas pada sintesis Fischer-Tropsch karena akan meracuni katalis. Sulfur adalah racun yang tidak dapat dihilangkan dari katalis yang mengandung kobalt dan besi karena sulfur akan melekat pada sisi aktif katalis. Selain sulfur, tar yang dihasilkan pada proses gasifikasi dapat menimbulkan kerak pada peralatan dan memasuki pori pada penyaring ketika terkondensasi. Untuk menghindari terjadinya hal-hal tersebut, tar harus berada di bawah titik embunnya pada tekanan operasi sintesis Fischer-Tropsch. Oleh karena itu, tar sebaiknya direngkah menjadi hidrokarbon dengan rantai yang lebih pendek.
Setelah mengalami gasifikasi, gas sintesis akan diproses dalam reaktor sintesis Fischer-Tropsch. Pada umumnya, katalis yang digunakan dalam proses ini adalah besi atau kobalt dengan silika sebagai support. Namun, kualitas gas sintesis hasil gasifikasi biomassa belum memenuhi persyaratan dilangsungkannya sintesis Fischer-Tropsch, karena itu perlu dilakukan pengkondisian terlebih dahulu.
Gas sintesa hasil gasifikasi memiliki rasio H2/CO sekitar 0.6-0.8, sedangkan sintesis Fischer-Tropsch membutuhkan rasio tersebut sekitar 2. Karenanya, gas sintesa akan mengalami shift reaction untuk menambahkan H2 hingga memenuhi persyaratan berlangsungnya sintesis Fischer-Tropsch. Shift reaction berlangsung dengan mekanisme sebagai berikut:
CO + H2O -> CO2 + H2
Katalis yang digunakan dalam shift reaction adalah Fe3O4 atau logam-logam transisi yang lain. Reaksi ini sangat sensitif terhadap temperatur dengan kecenderungan bergeser ke arah reaktan jika temperatur dinaikkan.
Reaksi Fischer-Tropsch menghasilkan hidrokarbon dengan panjang rantai yang bervariasi dengan mereaksikan campuran karbon monoksida dengan hidrogen (gas sintesis). Saat ini, reaksi ini dioperasikan secara komersial oleh Sasol di Afrika Selatan (dari gas sintesis batubara) dan Shell di Malaysia (dari gas sintesis gas alam). Produk yang dihasilkan oleh reaksi F-T adalah hidrokarbon dengan panjang rantai yang bervariasi. Selektivitas cairan yang tinggi sangat diharapkan untuk mendapatkan jumlah maksimum dari hidrokarbon rantai panjang. Perolehan C1-C4 akan menurun seiring dengan meningkatnya selektivitas C5+. Keberadaan C1-C4 pada offgas dapat digunakan secara efisien pada turbin gas sebagai pembangkit listrik.
Proses F-T umumnya beroperasi pada rentang tekanan dan temperatur sebesar 20-40 bar dan 180-250°C. Semakin tinggi tekanan parsial H2 dan CO akan memberikan selektivitas yang semakin tinggi untuk C5+. Banyaknya inert pada syngas akan menurunkan tekanan parsial H2 dan CO dan menurunkan selektivitas C5+.
Jika produk akhir yang diinginkan adalah diesel, produk F-T memerlukan hydrocracking. Hidrogen ditambahkan untuk memutuskan ikatan rangkap setelah F-T-liquids direngkah secara katalitik dengan menggunakan hidrogen. Produk F-T telah seluruhnya bersih dari sulfur, nitrogen, nikel, vanadium, asphaltene dan aromatik yang selama ini ditemukan dalam produk pengilangan minyak bumi. F-T diesel dengan angka cetane yang sangat tinggi juga dapat digunakan sebagai komponen blending untuk meningkatkan kualitas solar pada umumnya. Produk cair dari sintesa Fischer-Tropsch ini sangat sesuai untuk digunakan pada kendaraan dengan fuel cell.
Namun, penerapan teknologi ini membutuhkan biaya investasi yang sangat besar dengan pay back period sekitar 15-20 tahun. Perhitungan dilakukan berkaitan dengan feasibilitasnya untuk diterapkan di Indonesia, karenanya beberapa asumsi perhitungan juga disesuaikan dengan kondisi di Indonesia seperti bahan baku yang digunakan adalah tandan kosong sawit (TKS) dengan harga Rp 500,-/kg dan harga bahan bakar BTL ini sama dengan harga BBM di Indonesia tanpa subsidi (berarti sekitar Rp10.000 untuk bensin dan Rp8.000 untuk solar). Perhitungan dilakukan tanpa mempertimbangkan nilai suku bunga yang berlaku, karena pabrik tidak mengalami keuntungan jika suku bunga diterapkan.


http://green.kompasiana.com/group/limbah/2010/07/13/biomass-dan-sampah-organik-timbunan-emas-hijau-yang-mulai-dilirik-industri/

Tidak bisa dipungkiri, teknologi masa depan haruslah teknologi berwawasan ramah lingkungan dan berkelanjutan. Ketika para ilmuwan mencoba menjelajah hingga titik terjauh dari batas-batas teknologi yang bisa diwujudkan, (teknologi ruang angkasa maupun teknologi nano), tetap saja ekplorasi terhadap teknologi yang berorientasi “kembali ke alam” mampu menarik minat ribuan ilmuwan bahkan kini muncul istilah “green and sustainable technology” alias teknologi yang ramah lingkungan dan berkesinambungan dan “renewable energy” alias energi terbarukan. Salah satu teknolgi hijau yang kiranya paling layak diterapkan di negara berkembang dan berpenduduk banyak dengan sumber daya bahan alam yang demikian melimpah (tentu saja Indonesia memenuhi kriteria tersebut), adalah teknologi pemanfaatan biomass.
Apakah itu biomass?
Secara gamblang biomass adalah material yang berasal dari tumbuhan maupun hewan termasuk manusia. Namun biomass dalam sudut pandang industri juga berarti material biologis yang bisa diubah menjadi sumber energi atau material industri. Kita katakan mereka sebagai material organik atau biologis karena sebagian besar komposisinya mengandung atom karbon, hidrogen, oksigen maupun nitrogen dan dihasilkan oleh proses biologis, misalnya hasil pertanian, perkebunan, sampah organik, limbah cair pembuatan tahu, limbah padat dan cair penggilingan tebu, feses hewan ternak dan sebagainya.
Pada prinsipnya biomass sudah mengandung energi potensial yang dapat diubah menjadi berbagai macam energi lain, misalnya energi panas. Hasil proses pembakaran biomass dapat dimanfaatkan untuk memanaskan air yang kemudian menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin pembangkit tenaga listrik. Membakar biomass bukan salah satu cara terbaik menghasilkan energi panas karena dampak langsung yang dihasilkan dari pembakaran biomass tidak baik untuk lingkungan dan efisiensi energi yang dihasilkan tidaklah demikian besar akibat dari pembakaran tidak sempurna. Maka perlu dipikirkan cara untuk mendapatkan sumber energi yang efisien dengan cara mengolah biomass. Gas methan atau biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses pembusukan material organik, methanol maupun ethanol dapat dihasilkan dari proses fermentasi produk pertanian yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi, misalnya jagung dan kentang. Sementara itu minyak yang dihasilkan dari segala macam bijian-bijian yang dapat dimakan, minyak kelapa maupun minyak tanaman jarak, tanaman sorgum, bahkan minyak jelantah dapat diubah menjadi bahan bakar mesin diesel dan disebut sebagai biodiesel.
Biomass tidak melulu digunakan sebagai material penghasil energi, namun dia juga dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan baku antara (intermediate) yang nantinya diubah menjadi material industri. Kita mengenal plastik merupakan hasil proses polimerisasi senyawa hidrokarbon dari minyak dan gas bumi. Gas methan, methanol dan ethanol yang dihasilkan dari biomass juga dapat diubah menjadi plastik melalui berbagai macam proses kimiawi (polimerisasi). Surfaktan untuk deterjen atau pelumas bisa dihasilkan dari minyak kelapa. Chitosan yang diekstrak dari limbah perikanan bisa diubah menjadi polimer yang dapat dimakan (edible polymer) atau bahkan sebagai polimer untuk proses industri, misalnya polimer membran untuk memisahkan berbagai macam gas. Biomass yang juga merupakan sumber bahan pangan pokok (feedstock), misalnya tepung jagung, bisa diubah menjadi material bernilai tambah (added value material) menjadi senyawa aditif dalam teknologi pangan, misalnya sorbitol (salah satu jenis gula diet). Lebih jauh lagi, limbah padat misalnya tandan kelapa sawit, ampas penggilingan tebu, atau serat enceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan bangunan (multipleks, panel, atau komposit serat-plastik). Sampah pangan dan produk pertanian bisa langsung dimanfaatkan sebagai material pembuatan kompos untuk pertanian organik, sebuah cara bercocok tani yang tidak menggunakan zat penyubur dan pembasmi hama sintetis. Dari segala macam contoh sederhana di atas dengan sudut pandang pengembangan teknologi berwawasan ramah lingkungan, yang paling menarik dan menggugah minat industri besar adalah mengubah biomass menjadi material sumber energi dan senyawa kimia antara. Sedangkan mengubah biomass menjadi aditif bahan pangan, material pendukung pertanian atau material rumah tangga tampaknya lebih sesuai bagi kalangan industri kecil dan menengah.
Secuplik kisah teknik kimia dan industri menyelamatkan lingkungan dan swadaya energi - Pemanfaatan biomass sebagai sumber energi
Gembar gembor tentang pemanasan global gemanya semakin digaungkan dengan telah diselenggarakannya pertemuan tingkat dunia yang membahas pemanasan global di Bali pada bulan Desember 3 – 14 atas prakarsa UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Semangat langkah penyelamatan bumi dari pemanasan global dan perubahan iklim yang ektrim kini bukan lagi menjadi isyu di tataran negara-negara maju namun telah menjadi isyu lokal di bebagai pelosok dunia. Tanggung jawab terbesar tentunya ditekankan pada kalangan industri yang menjadi kontributor utama penghasil gas-gas rumah kaca. Berikut ini adalah kutipan dari Kompas Cybermedia, rubrik Iptek, 01 Oktober 2007 yang berjudul Listrik dari Limbah Tapioka.
Berkat teknologi, dua pabrik tapioka di Lampung akan memenuhi kebutuhan energi listrik dari limbahnya sendiri. Proyek konversi energi ini tidak hanya akan akan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil tapi juga akan mengurangi gas rumah kaca.
Setiap tahunnya, teknologi pencerna anaerob (anaerob digester) yang dipasang di kedua pabrik milik PT Budi Acid Jaya Tbk.di Way Jepara dan Unit 6 itu akan mengolah seluruh limbah cair sehingga menghasilkan 4.500 ton gas metan. Selanjutnya gas metan akan digunakan untuk memberikan energi kepada generator tenaga gas yang menghasilkan listrik bagi kedua pabrik tersebut.
Energi yang dihasilkan dari arus limbah cair ini akan memberikan daya listrik pada pabrik kami dan mengurangi ketergantungan kami pada bahan bakar fosil, kata Presiden Direktur PT BAJ Santoso Winata. Ia mengatakan alat digester di samping mengurangi bau juga akan memberikan sumber energi terbarukan yang akan mengurangi biaya operasional pabrik secara keseluruhan.
Alat digester yang akan diregistrasi pada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) sebagai bagian Protokol Kyoto, adalah salah satu dari banyak proyek yang dikembangkan Cargill di Indonesia. Teknologi dalam proyek ini tidak hanya menyediakan energi dari sumber energi alternatif tapi juga akan menghasilkan kredit karbon yang dapat diperjualbelikan pada pasar iklim global.
Untuk dua proyek saja, diperkirakan akan mengurangi emisi yang setara dengan 950.000 ton karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer dalam periode 10 tahun.
Tentang anaerobic digester [1]
Anaerobic digester merupakan suatu proses bioteknologi yang dapat mengubah limbah biologis misalnya manure (kotoran hewan ternak), limbah pengolahan bahan pangan maupun limbah produk pertanian dengan cara mencerna, mendegradasi limbah tadi menggunakan bantuan mikroba menjadi produk yang mengandung senyawa karbon paling sederhana misalnya biogas (methan). Sebagaimana diistilahkan “anaerob”, maka proses pencernaan berlangsung tanpa melibatkan atau meminimalkan kehadiran udara (lebih tepatnya oksigen) menyerupai proses fermentasi ketan menjadi tape dengan bantuan ragi.
http://www.indobiofuel.com/menu%20biodiesel%20artikel%2018.php
Oleh karena keterbatasan sumber energi dan juga karena kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di mana-mana dan terus berlanjut, pada akhir tahun 1970-an minyak nabati di Eropa telah digunakan sebagai bahan bakar motor diesel menggantikan minyak solar. Namun karena masalah teknis yang sulit diatasi, sekalipun dengan memodifikasi motor yang akhirnya hanya menambah biaya, minyak nabati kemudian diolah menjadi biodiesel dan mulai dikembangkan sejak pertengahan tahun 1980-an. Terutama di Jerman dan Austria, biodiesel diproduksi dari minyak rapeseed.
Akan tetapi, sampai pertengahan tahun 1990-an produksi biodiesel dari rapeseed di Jerman dinilai masih belum ekonomis. Tanpa subsidi dari pemerintah, biodiesel di Jerman tidak mampu bersaing dengan minyak solar (yang sebenarnya sudah kena pajak hampir 200 persen). Sejak itu, mulailah dikembangkan biodiesel dari minyak jelantah dan dari sisa lemak hewani.
Perkembangan biodiesel dari minyak jelantah semakin pesat dengan dilarangnya pemakaian minyak jelantah untuk campuran pakan ternak, karena sifatnya yang karsinogenik. Sekarang biodiesel dari minyak jelantah telah di produksi di mana-mana di negara Eropa, Amerika dan Jepang. Biodiesel dari minyak jelantah di Austria dikenal dengan nama AME (Altfett Methyl Ester), sedang di Jerman selain dikenal dengan AME juga mendapat nama Frittendiesel atau Ecodiesel, sedang di Jepang dikenal dengan e-oil.
Sementara di Indonesia, pemanfaatan minyak jelantah masih dinilai kontraversial. Sampai saat ini sebagian minyak jelantah dari perusahaan besar dijual ke pedagang kaki lima dan kemudian digunakan untuk menggoreng makanan dagangannya dan sebagian lain hilang begitu saja ke saluran pembuangan. Bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya.
Teknologi transesterifikasi
Pada prinsipnya, proses transesterifikasi adalah mengeluarkan gliserin dari minyak dan mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol (misalnya metanol) menjadi alkohol ester (Fatty Acid Methyl Ester/FAME), atau biodiesel. Teknologi yang digunakan dalam proyek ini adalah metode transesterifikasi sederhana dua tahap dengan sistem "batch" yang telah dioptimasikan dan telah diuji (Anggraini Suess, 1999).
Transesterifikasi dilakukan dengan mencampur minyak jelantah dengan metanol dengan menggunakan katalisator KOH. Proses transesterifikasi berlangsung selama 1/2-1 jam pada suhu sekitar 400 C. Campuran yang terjadi kemudian didiamkan sehingga terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan bawah adalah gliserin dan lapisan atas metil ester (biodiesel). Agar reaksi berlangsung sempurna, maka biodiesel hasil dari tahap pertama kemudian direaksikan lagi dengan metanol (tahap kedua). Hal ini untuk mengantisipasi kandungan gliserin total (bebas dan terikat) dalam biodiesel, supaya tidak terjadi deposit pada motor.
Karakteristik biodiesel
Dari Tabel 1 terlihat bahwa sifat-sifat ester dari minyak jelantah (AME) tidak berbeda jauh dari sifat biodiesel dari minyak baru dan juga dari sifat minyak solar, kecuali kemampuan untuk disaring (CFPP) yang tinggi, karena titik bekunya yang tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi penggunaannya terutama pada saat musim dingin. Tingginya titik beku ini disebabkan oleh tingginya kandungan asam lemak jenuh (mempunyai ikatan rangkap tunggal) dan terlihat dari rendahnya angka iod yang dibawah nilai standard. Berbeda dengan standard FAME yang terbuat dari minyak nabati baru, ester minyak jelantah ini mengandung banyak senyawa peroksida sebagai hasil reaksi dalam proses penggorengan. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa AME dapat digunakan sebagai bahan bakar motor diesel.
Pengujian AME
Pengujian motor dengan tiga jenis bahan bakar, yaitu biodiesel dari minyak jelantah (AME), biodiesel dari minyak rapeseed (RME) dan solar, dapat memberikan gambaran lebih detail mengenai kecocokan AME sebagai bahan bakar motor diesel serta dapat menunjukkan kelebihan dan kekurangan biodiesel pada umumnya. Motor yang digunakan adalah motor diesel satu silinder, 4 Tak, dan direct injection, yang diproduksi oleh perusahaan Farymann.
Hasilnya menunjukkan bahwa torsi yang dihasilkan dari ketiga jenis bahan bakar tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Keunggulan AME dan RME terlihat pada RPM rendah dan menengah. Pada tingkat RPM yang tinggi (diatas 2800), torsi yang dihasilkan solar berbeda nyata dari kedua jenis biodiesel. Hal serupa juga ditunjukkan oleh kurva daya motor. Tingginya daya dari minyak solar pada RPM tinggi terutama disebabkan oleh kandungan kalori minyak solar yang tinggi dan titik nyala yang rendah. Rendahnya titik nyala menyebabkan bahan bakar lebih mudah terbakar dan perambatan api yang lebih cepat. Faktor kecepatan pembakaran ini terlihat jelas terutama pada RPM yang lebih tinggi.
Perbandingan konsumsi bahan bakar menunjukkan, bahwa secara keseluruhan konsumsi biodiesel 10 persen lebih tinggi dari konsumsi solar. Hal ini disebabkan selain oleh kandungan energi yang rendah juga oleh berat jenisnya. Kandungan energi per massa dari AME (36,5 MJ/kg) tidak berbeda jauh dari RME (37,1 MJ/kg), tetapi sekitar 15 persen lebih rendah dari solar (42,7 MJ/kg). Namun, masuknya bahan bakar ke dalam motor dihitung secara volumetris, maka perbedaan antara biodiesel dan solar menjadi lebih kecil.
Gas buang dari pembakaran AME, RME dan minyak solar menunjukkan kelebihan AME dalam hal emisi NO yang sekitar 6 persen lebih rendah dari RME dan solar (1.070 ppm). Namun emisi CO dari AME (209 ppm) sekitar 25 ppm lebih tinggi dari RME dan solar, atau sekitar 12 persen. Perbedaan yang sangat menyolok terjadi pada emisi CxHy dan partikulat/debu.
Minyak solar menghasilkan gas buang dengan kandungan karbonhidrat tak terbakar yang tertinggi (18,4 ppm), sementara AME hanya 13,7 ppm atau sekitar 25 persen lebih rendah dari solar dan bahkan RME 52 persen lebih rendah (8,8 ppm). Emisi partikulat/debu dari AME-yang diukur dengan derajat kekeruhan gas buang-sebesar 0,5 dan RME 0,56 berarti sekitar 46 persen dan 40 persen lebih rendah dari minyak solar (0,93). Kelebihan lain yang lebih menyolok yaitu bahwa biodiesel tidak mengandung belerang sehingga dalam pembakarannya tidak menimbulkan emisi SO2.
On road test
Pengujian AME di lapangan dengan delapan kendaraan bermotor yang umurnya kurang dari dua tahun (4 mobil opel corsa-B 1,5l dan 4 mobil VW T4 2,4l) hanya menggunakan AME dan solar. Semua mobil VW sudah dirancang sesuai dengan biodiesel standar Jerman (Vornorm DIN V 51606), sementara semua mobil opel tidak mendapat lisensi untuk pemakaian dengan biodiesel.
Pengalaman dalam pemakaian RME menunjukkan bahwa pergantian dari bahan bakar solar ke biodiesel dapat menyebabkan penyumbatan saringan bahan bakar. Hal ini karena biodiesel dapat melarutkan kerak dalam tangki dan dalam saluran bahan bakar yang disebabkan oleh endapan kotoran-kotoran dari minyak solar sebelumnya. Kerak yang larut ini selanjutnya akan menyumbat saringan bahan bakar. Agar tidak terjadi kemacetan selama uji lapangan, saringan bahan bakar diganti setelah dua kali pengisian dengan biodiesel. Dari hasil pemeriksaan saringan bahan bakar, ternyata tidak ditemukan endapan kerak dalam filter yang berarti. Mungkin hal ini karena semua kendaraan masih berusia muda, sehingga belum terkumpul kerak yang tebal.
Selama waktu pengujian, semua kendaraan berjalan tanpa hambatan. Namun, kandungan kalori AME yang lebih kecil dari minyak solar, konsumsi bahan bakar AME lebih tinggi dari konsumsi minyak solar (Tabel 2). Berdasarkan jenis kendaraan yang digunakan, rata-rata pertambahan konsumsi bahan bakar pada mobil VW T4 sebesar 9,6 persen dan pada opel corsa 16,2 persen. Sedangkan penurunan daya dirasakan hanya pada tanjakan, selebihnya tidak dirasakan adanya perbedaan. Hasil uji gas buang menunjukkan keunggulan AME dibanding solar, terutama penurunan partikulat/debu sebanyak 65 persen.
Dengan demikian, dalam rangka mencari energi alternatif yang ekologis, ternyata minyak jelantah dapat diandalkan. Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar motor diesel merupakan suatu cara pembuangan minyak jelantah yang menghasilkan nilai ekonomis serta menciptakan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar solar yang bersifat ethis, ekonomis, dan sekaligus ekologis.

semoga manfaat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Jadilah SaMoNa (Sahabat Mom Anna)